- tvOne/Julio Trisaputra
BBM Naik, Pakar Ekonomi: Raja Tega Nih yang Berkuasa! Mereka yang Gak Kreatif, Tapi Rakyat yang Dibebankan
Jakarta - Pakar ekonomi yang juga merupakan mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli secara tegas mengomentari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Dalam sebuah kesempatan di salah satu stasiun TV swasta, Rizal Ramli menyampaikan pendapatnya terkait kenaikan BBM.
Cuplikan tayangan tersebut kemudian diunggah di kanal YouTube dengan nama Dr. Rizal Ramli. Dalam video tersebut, Rizal Ramli mengatakan bahwa menaikkan harga BBM bukan merupakan cara yang efektif.
“jadi, ini (menaikkan harga BBM) bukan cara yang efektif, dampak terhadap kenaikan harga ini inflasi pasti akan mendekati 15% ya kan, secara tahunan. Makanan ya, saya ngomong inflasi makanan.” ujar Rizal Ramli di kanal Youtube tersebut, dikutip Senin (5/9).
Rizal Ramli menambahkan, kenaikan harga BBM ini juga akan berdampak pada banyak hal, seperti kenaikan harga.
“dan yang kedua biaya transportasi akan naik, harga-harga akan naik, akan berantai lah ya. padahal ada cara supaya ini tidak terjadi,” sambungnya
Rizal menghimbau, pemerintah sebaiknya meningkatkan efisiensi pertamina. Menurutnya, bisa ditingkatkan 20% dengan memotong pengeluaran yang tidak perlu, sehingga tidak harus menaikkan BBM
“Malaysia aja Petronas nurunin masa kita naikin. Tega amat sih ini, raja tega nih yang kuasa.” kata Rizal
Rizal Ramli (YouTube/Dr. Rizal Ramli)
Rizal Ramli justru menyoroti pemborosan negara paling besar adalah pada utang. Negara membakar banyak uang untuk membayar cicilan utang beserta bunganya.
“sebetulnya anggaran pemborosan paling besar, bakar uang paling besar adalah buat bayar pokok, bunga dan cicilan utang pemerintah. itu pokoknya cicilannya satu tahun 400 triliun, tahun ini” pungkas mantan Menko Perekonomian itu.
“bunganya 400 kali 5triliun, total 805 triliun yang harus dibakar. Karena dia ngomong nih, kayak bakar Ini BBM buat rakyat, bakar uang.” lanjutnya
Menurutnya, dibanding soal BBM, hutang justru bakar uangnya lebih dahsyat, karena anggaran hampir lebih dari sepertiga APBN.
“Kenapa sih ini Pemerintah canggih dikit deh, kreatif dikit. negosiasi dong, restrukturisasi hutang itu. dengan debt swap dengan nature swap lain-lain, sehingga beban bunga itu bisa dikurangi 200 triliun, sehingga nggak perlu naikkan BBM” jelasnya.
“Ini pemerintah yang enggak kreatif, semua kesalahan hitung mereka, perkiraan mereka, dibebankan ama rakyat” tegas Rizal Ramli.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan secara resmi menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022) lalu. Keputusan tersebut kemudian mendapat banyak respon dari berbagai pihak.
"Pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk melindungi masyarakat dengan subsidi. Keputusan dalam situasi sulit ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM," jelas Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta Pusat.
Pemerintah menaikkan harga BBM Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dari Rp7.650 per liter, harga Solar dari Rp5.150 rupiah per liter menjadi Rp6.800 per liter serta harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter. (Mzn)
Jangan lupa tonton da subscribe YouTube tvOnenews.com: