Mayjen Soeharto saat pemakaman Jenderal Angkatan Darat, korban G30S PKI, 5 Oktober 1965..
Sumber :
  • Dok. Film Pengkhianatan G30S PKI

Para Konspirator G30S PKI Galau Membaca Sikap Soeharto, Naluri Militer Kolonel Latief Ini Akhirnya Terbukti

Selasa, 6 September 2022 - 05:35 WIB

Galau membaca sikap Soeharto dalam G30S PKI, maka rapat para pimpinan G30S PKI tersebut diputuskan untuk mengutus Kolonel Latief menemui Suharto di rumahnya guna memastikan keikutsertaan Soeharto. 

Berdasarkan pengakuan Latief, dia dan keluarganya mengunjungi Suharto di rumahnya di Jalan Agus Salim dua hari sebelum kejadian tanggal 1 Oktober 1965, mungkin 29 September 1965. 

Kesaksian Latief sebagaimana yang ditulis Victor, selain berbincang-bincang mengenai masalah keluarga, Latif juga bermaksud menanyai Soeharto beberapa hal menyangkut informasi yang telah Ia terima tentang Dewan Jenderal, dan sekaligus melapor padanya segala yang telah Ia ketahui. 

Foto: Mayjen Soeharto saat proses pemakaman 6 jenderal Angkatan Darat, 5 Oktober 1965 (Dok.Film Pengkhianatan G30S PKI)

"Dia (Soeharto) sendiri memberitahu saya demikian, sehari sebelumnya dia telah tahu dari bawahannya dari Jogja, namanya Subagyo, bahwa ada informasi tentang Dewan Jenderal dalam AD, yang telah berencana melakukan kudeta terhadap Presiden Sukarno dan pemerintahannya." ungkap Latif 

"Soeharto berpendapat bahwa informasi itu harus diselidiki dulu. Namun karena begitu banyak tamu di ruangan itu maka kami pun beralih ke topik lain yang berkaitan dengan masalah rumah.” lanjutnya.

Latief tidak berhasil mengorek informasi apapun, terutama mengenai kepastian sikap Suharto menyangkut penculikan para koleganya di pucuk pimpinan Angkatan Darat.

"Latief merasa sangat terganggu oleh kegagalannya ini terutama ketika melaporkan hasilnya kepada Untung cs pada rapat berikutnya yang akan diselenggarakan di rumahnya sendiri pada tanggal 30 September 1965, pukul 6 sore," tulis Victor. 

Foto: Cuplikan Film Pengkhianatan G30S PKI, suasana rapat pimpinan operasi militer PKI

Rapat yang dihadiri Sjam, Supardjo, Untung, Pono dan Latief itu menengarai bahwa mereka tidak boleh mengambil resiko apapun, bahwa ada bahaya besar Soeharto akan bertindak karena ketidaktahuannya yang justru bisa mengacaukan semua pekerjaan.

Berita Terkait :
1
2
3 4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
06:26
02:39
02:22
02:22
03:02
00:54
Viral