- ANTARA
Pemkot Bogor uji coba pembelajaran tatap muka
Bogor, 31/5 - Hari ini Pemkot Bogor melakukan uji coba sistem pembelajaran tatap muka untuk tingkat menengah pertama, menyusul tren positif COVID-19 di Kota Bogor menurun. Pada pelaksanaan uji coba ini, Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 15 di Jalan Mandala, Ciparigi, Kota Bogor, Jawa Barat.
Wali Kota melakukan peninjauan bersama sejumlah pejabat daerah termasuk Sekretaris Daerah Syarifah Sofiah dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi didampingi kepala sekolah dan guru.
Seorang guru SMP Negeri 15 menjelaskan, kegiatan pembelajaran tatap muka mulai dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Sebelum masuk ke ruangan kelas, para siswa yang sudah memakai masker dicek suhu tubuhnya dan mencuci tangan menggunakan air dan sabun.
Dalam peninjauan itu, Wali Kota melihat kegiatan belajar mengajar dari koridor ruang kelas dan kemudian masuk ke ruang Kelas VII-A.
Setelah mengucapkan salam dari pintu kelas, dia masuk ke kelas dan bertanya kepada guru yang sedang mengajar mengenai pelaksanaan pembelajaran tatap muka.
Guru perempuan yang memakai masker dan pelindung wajah itu lalu menjelaskan bahwa hari pertama uji coba pembelajaran tatap muka diawali dengan perkenalan siswa.
"Mereka diterima di sekolah ini sejak bulan Juli tahun lalu, tapi baru hari ini pertama kali kali belajar di sekolah. Dengan teman sekelasnya juga belum saling kenal. Jadi hari ini sebelum memulai belajar, mereka saling memperkenalkan diri dulu. Mereka juga baru ketemu hari ini di sekolah," kata sang guru.
Di ruang kelas VII-A, setiap bangku hanya diisi satu orang dan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka sebanyak 18 orang atau 50 persen dari kapasitas ruang kelas.
Saat melakukan peninjauan, Wali Kota juga berdialog dengan siswa dan menyampaikan beberapa pertanyaan kepada mereka.
Uji coba pembelajaran tatap muka dilakukan oleh sembilan sekolah menengah pertama di kota Bogor. Sembilan sekolah itu diantaranya adalah empat sekolah pertama negeri dan lima lagi sekolah menengah swasta. Selama pembelajaran, murid dan guru di dalam kelas wajib mengenakan masker dan membawa cairan antiseptik. Selain itu tenaga pengajar harus sudah melalui tahap vaksinasi.
Dalam masa uji coba ini pihak sekolah melakukan sejumlah langkah dalam menjaga berjalannya kegiatan belajar mengajar. Setiap murid diawasi mulai berangkat menuju sekolah hingga pulang. Pihak sekolah juga berkordinasi dengan Satgas COVID untuk memantau aktivitas murid di luar sekolah. Murid mengikuti kegiatan di kelas hanya dua jam dengan jumlah kehadiran tiga kali seminggu.(ito/ant)