- kolase tvOnenews.com
Kondisi Bharada E Setelah Berani Membongkar Skenario Ferdy Sambo, Masih Diliputi Trauma Pasca Pembunuhan Brigadir J
Jakarta - Semenjak mengajukan diri sebagai justice collaborator, tersangka Bharada Richard Eliezer alias Bharada E mulai berani mengungkapkan kebenaran terkait kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.
Diketahui bahwa Bharada E merupakan salah satu tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan Brigadir J.
Bharada E mengajukan diri dan bersedia menjadi justice collaborator demi membantu pihak penyidik untuk mengungkap kebenaran kasus dugaan pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo.
Setelah melalui sejumlah pemeriksaan keterangan hingga mengikuti proses rekonstruksi, terbaru Bharada Richard Eliezer alias Bharada E melakukan asesmen psikologi.
Berita tersebut disampaikan oleh tim kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapessy. Ia mengatakan bahwa kliennya tersebut masih membutuhkan pendampingan psikologis.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena Bharada E saat ini terkait peristiwa penembakan Brigadir J di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Kami kemarin melakukan asesmen psikolog juga. Terus ada tahapan dia juga diterapi. Kami lihat masih ada trauma," ujar Ronny seusai dihubungi, Minggu (11/9/2022).
Ronny menjelaskan proses asesmen psikologis Bharada E pun terus mengalami peningkatan. Sebab, Bharada E mendapat kesempatan pendampingan psikolog guna menangani trauma pasca pembunuhan Brigadir J.
"Terapinya itu satu setengah jam. Terapi soal trauma," jelasnya.
Selain itu, Ronny mengatakan kondisi Bharada E kini lebih banyak merenung dan mendekatkan diri kepada Tuhan di dalam penjara. Menurutnya, Bharada E aktif menjalani segala kegiatan kerohanian.
"Sekarang posisinya lebih mendekat kepada Tuhan. Dia banyak berdoa," imbuhnya.
Sejak jadi justice collaborator, Bharada E lebih berani ungkap beberapa dugaan
Bukti keberanian lain Bharada E diungkap oleh mantan kuasa hukumnya, Deolipa Yumara. Dikatakan bahwa ada dugaan 'hubungan terlarang' yang dijalin antara istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf
Dalam dialog yang dilakukannya di Kabar Petang tvOne, Deolipa Yumara menyebut bahwa motif Ferdy Sambo menghabisi Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J karena diduga Brigadir J mengetahui aib Putri Candrawathi dan Kuat Maruf.
Dalam kesempatan tersebut, Deolipa mencoba mematahkan dugaan sebelumnya yang menyebut bahwa Putri Candrawathi dilecehkan oleh Brigadir J.
Justru, kata Deolipa, berdasarkan perbincangannya bersama Bharada E saat itu, Brigadir J diduga mengetahui hal terlarang yang dilakukan oleh Putri Candrawathi dan Kuat Maruf di Magelang.
"Bharada E tidak merasakan langsung ya, tapi dia berpikir. Boleh dong berpikir? Jadi dugaan dia, ada sesuatu yang terjadi (antara Putri dan Kuat) dan diketahui Yosua (Brigadir J)," kata Deolipa, seperti melansir tayangan Kabar Petang tvOne, Senin (29/8).
Menurut cerita yang didapat Deolipa dari Bharada E, saat di Magelang itu hanya ada empat orang, yakni Brigadir J, Susi (ART), Kuat (ART), Putri Candrawathi.
Karena Susi dianggap tidak ada kaitannya dengan kasus pembunuhan Brigadir J, maka, kata Deolipa, dua orang saja yang diduga merencanakan pembunuhan.
"Susi enggak ikutan karena dia di bawah. Nah tinggal tiga kan, tapi yang dua ini (Kuat Maruf dan Putri Candrawathi) sepakat ngebunuh si Yosua (Brigadir J), itu saja logikanya," kata Deolipa.
Dugaan ada hubungan antara Kuat Maruf dan Putri Candrawathi
Tak hanya itu, kecurigaan soal adanya dugaan hubungan terlarang antara Kuat Maruf dan Putri Candrawathi juga, kata Deolipa, sempat dibicarakan Bharada E. Saat itu, Bharada E sempat menaruh rasa curiga terhadap gerak-gerik Putri dan Kuat.
"Kata Si Eliezer (Bharada E), saya curiga Bang, ada sesuatu antara Kuat dan Putri. Aroma-aroma (hubungan terlarang) itu sebenarnya mereka (Bharada E dan Brigadir J) sudah tahu," kata Deolipa.
Menurut Deolipa, setelah hal tak senonoh diketahui Brigadir J, Putri yang panik langsung menelepon Ricky (Brigadir RR), dan Kuat Maruf menelepon Sambo suruh datang," kata dia.
"Sudah ketahuan si Yosua (Brigadir J), Putri nelepon Ricky sambil nangis-nangis, Kuat juga menelepon Sambo sambil nangis-nangis," katanya.
Menurut Deolipa, Putri dan Kuat Maruf sudah merencanakan sesuatu yang negatif untuk Yosua (Brigadir J).
Adapun Deolipa menyebut bahwa hal itu buntut dari dugaan terpergoknya Kuat dan putri di Magelang oleh Brigadir J.
"Kan Si Kuat dan Putri ini ketahuan, nah sudahlah mungkin 'dimatiin' aja nih si Yosua (Brigadir J). Akhirnya Sambo dipanas-panasin, memprovokasi Sambo, timbulah pembunuhan berencana itu, itu alasan kenapa si Putri termasuk dalam pembunuhan berencana juga," kata Deolipa.
Marah kepada Ferdy Sambo saat rekonstruksi reka adegan
Dilansir dari kanal YouTube VIVACOID, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Susilaningtias Rabu, 31 Agustus 2022 mengungkap fakta peran Bharada E dilakukan oleh pemeran pengganti.
Dalam tayangan video tersebut, Bharada E disebut marah karena cerita Ferdy Sambo dan empat tersangka lain berbeda dengan kejadian sebenarnya.
Bahkan, tersangka Richard Eliezer sempat marah kepada Ferdy Sambo dan meminta peran pengganti untuk memperagakan beberapa adegan pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga.
Kemarahan Bharada E dipicu karena adegan versinya dan versi Ferdy Sambo berbeda. Informasi ini sekaligus menepis ketakutan Bharada E untuk berhadapan dengan Ferdy Sambo.
Sebagaimana yang disampaikan oleh pengacara Rony Talapessy, yang memastikan kliennya, Bharada E tidak gentar untuk berkata jujur.
Tayangan video YouTube tersebut juga menjelaskan bahwa, Wakil Ketua LPSK Susilaningtias pada Rabu (31/8/2022) lalu menjelaskan bahwa, amarah Bharada E dalam rekonstruksi di rumah pribadi di Magelang dan Rumah dinas, karena para tersangka lain juga melakukan adegan yang tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya terjadi.
Akibatnya, Bharada E enggan memperagakan beberapa adegan dan digantikan dengan orang lain. (ebs/Mzn/pdm)