- dpr.go.id
Effendi Simbolon Mengaku Sudah Minta Maaf Langsung ke Panglima TNI, tapi KSAD Dudung Belum Respon
Ia menuturkan, pemilihan diksi disharmoni itu karena pertanyaannya berkaitan dengan masalah harmonisasi di tubuh TNI yang juga menyangkut TNI AD.
"Tapi pada kesempatan itu memang Pak KSAD tidak hadir, dan oleh teman-teman ditanyakan, dikritisi, poin saya bukan di hadirnya, tidak hadirnya. Bukan," kata dia.
Menurut dia, akan lebih baik jika KSAD juga hadir dalam RDP tersebut untuk menjelaskan langsung terkait masalah itu.
"Nah, di situlah kemudian ada hal-hal yang intinya masalah soal kepatuhan, kehormatan TNI itu yang kami tahu adalah kepatuhan. Di situlah kemudian saya menyadari kemudian bahwa itu mungkin menjadi tidak nyaman," kata Effendi.
"Kemudian tidak elok dan juga beberapa pihak tidak nyaman, mungkin merasa tersinggung, atau tersakiti dari kata-kata yang keluar dari saya yang seputar soal gerombolan dan ormas yang sejatinya, sejujurnya saya tidak pernah mestigmakan TNI seperti gerombolan, tapi lebih kepada kalau tidak ada kepatuhan, kalau tidak ada harmoni dan seterusnya itu seperti gerombolan, seperti ormas," lanjut dia.
Ketua Fraksi PDIP Bela Effendi Simbolon
Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto mengatakan, apa yang disampaikan Effendi tidak memiliki niat yang jahat kepada TNI. Sebab ia adalah putra dari seorang purnawirawan TNI, Letnan Kolonel (Purn) Mangindar Simbolon.
"Pak Effendi saya pastikan tidak punya niat yang tidak baik. Beliau putranya TNI AD almarhum. Bapaknya beliau Letnan Kolonel Bapak Mangindar Simbolon. Dari sini kami paham beliau konteksnya sesungguhnya menguatkan TNI," kata Utut di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Ia juga menjelaskan, Effendi memiliki niat yang mulia yakni ingin TNI menjadi kuat dan bersatu.
"Sebagai pimpinan fraksi saya memastikan bahwa Bung Effendi Simbolon tidak punya niat tidak baik. Jadi beliau niatannya sangat baik bahkan menurut hemat saya sangat mulia. Beliau menginginkan TNI kita kuat dan bersatu, ada jiwa korsa yang kuat, antara yang pemimpin dan yang dipimpin punya sikap saling menghargai," tutup Utut.