- istimewa
Pelarian Aidit ke Yogyakarta, Bermaksud Membuat Pemerintahan Darurat PKI, Namun Jalan Hidupnya Berakhir di Sebuah Sumur Tua
Penerbangan Aidit dari Halim - Yogyakarta
Ambarwulan dan Aminuddin Kasdi, dalam tulisannya berjudul "PKI Dibalik Gerakan 30 September 1965" BAB IV Buku Malam Bencana 1965, menceritakan bagaimana proses pelarian Aidit ke Yogyakarta itu dilakukan.
Adalah Letnan Udara Aries, sosok yang diperintahkan Marsekal Omar Dhani melalui Komandan Wing Operasional 001 Pangkalan Angkatan Udara (PAU) Halim, Kolonel Wisnoe, untuk melakukan penerbangan VIP dengan sebuah pesawat Dakota T-443 membawa Aidit ke Yogyakarta.
Kolonel Wisnoe memerintahkan Letnan Udara Aries, agar selama penerbangannya setiap 30 menit melapor ke PAU Halim. Waktu itu jarak Yogyakarta-Halim ditempuh dalam waktu 2 jam penerbangan dengan menggunakan pesawat berbaling-baling.
Dalam penerbangan menuju ke Yogyakarta, Letnan Satu Aries, rupanya tidak berhasil melakukan hubungan radio dengan PAU Adi Sutjipto karena lampu landasan tidak menyala. Selama 30 menit pesawatnya hanya berputar-putar di sebelah timur laut pangkalan Adi Sutjipto.
"Tatkala pesawat menggeser holding di sebelah timur pangkalan, tiba-tiba lampu landasan menyala. Ternyata sandi intelijennya, apabila pesawat pesawat holding di sebelah timur pangkalan, berarti pesawat kawan, dan Aries tidak mengetahuinya." tulis Ambarwulan dan Aminuddin Kasdi.
Foto: Dipa Nusantara Aidit (Istimewa)
Aries kemudian mendaratkan pesawatnya di run away 09 Lanud Adi Sutjipto. Mengetahui di tengah malam itu sebuah pesawat Dakota mendarat di PAU Adi Sucipto, beberapa perwira Angkatan Udara kemudian datang di terminal.
Mereka yang datang adalah Mayor Udara Sugiantoro, Komandan
Skadron Pendidikan Udara B, perwira intelijen Mayor Udara Soedardjo, perwira logistik Mayor Udara Soenarjo, Instruktur Penerbang AAU Mayor Udara Anwar, perwira hukum AAU Mayor Udara Sarwata, dan Gubernur AAU Komodor Udara Dono Indarto yang datang terakhir.
Para perwira itu pada umumnya telah mendengar pidato Pangkostrad Mayjen Soeharto melalui siaran RRI Pusat, 1 Oktober 1965, pada pukul 19.00 tentang kudeta militer yang dilakukan oleh G30S PKI.
Usai mendarat di PAU Adi Sutjipto, Letnan Udara Aris kembali bersiap menerbangkan lagi pesawatnya. Ketika Aidit turun dari pesawat, ia bertanya kepada Aris,