- tim tvone
Kabareskrim Angkat Bicara Soal Pernikahan Ferdy Sambo dan 'Si Cantik', Begini Katanya..
Jakarta - Pernyataan mengejutkan Kamaruddin Simanjuntak soal pernikahan Ferdy Sambo dan 'Si Cantik' diketahui oleh Kabaresrim dan Dirtipidum. Adapun kini Kabareskrim angkat bicara soal pernikahan Ferdy Sambo dan 'Si Cantik', ia dituding mengetahui kabar itu, Senin (19/9/2022).
Kabareskrim Angkat Bicara Soal Pernikahan Ferdy Sambo dan 'Si Cantik', Begini Katanya..
Kabareskrim Polri Komjen Pol. Agus Andrianto menegaskan tidak pernah memberikan konfirmasi kepada Kamaruddin Simanjuntak selaku pengacara Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat soal pernikahan Irjen Ferdy Sambo dengan wanita lain yang disebut dengan ‘si cantik’.
“Saya tidak pernah menyampaikan hal itu karena saya enggak tahu. Keterangan pun tidak pernah saya dapat dari yang kita periksa,” kata Agus saat dikonfirmasi wartawan pada Senin, 19 September 2022.
Kamaruddin Simanjuntak selaku pengacara Brigadir J ini memang dikenal sebagai orang yang berani terbuka dalam penanganan kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J anak buah Ferdy Sambo.
Untuk diketahui, Kamaruddin Simanjuntak sempat menyebut nama Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto; Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim (Dirtipidum), Brigjen Andi Rian Djajadi; Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim, Brigjen Whisnu Hermawan soal informasi pernikahan Irjen Ferdy Sambo dengan wanita ‘si cantik’.
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, Sambo yang merupakan mantan Kepala Divisi Propam Polri (Kadiv Propam Polri) itu dengan ‘si cantik’ itu dinikahkan oleh rohaniawan. “Si cantik itu saya konfirmasi ke Kabareskrim, Dirtipidum dan Dirtipideksus, dibenarkan mereka telah menikah dan dinikahkan oleh rohaniawan,” kata Kamaruddin dikutip dari kanal Uya Kuya TV.
Maka Kamaruddin dia meminta kepada aparat kepolisian untuk menangkap rohaniawan yang menikahkan Ferdy Sambo dengan wanita sebutan ‘si cantik’ itu. “Makanya saya bilang, tangkap rohaniawan itu. Kenapa menikahkan polisi perwira yang sudah menikah,” ujarnya.
Pernyataan Kamaruddin ini ditambah keterangan dengan kata dia ada tiga orang perwira tinggi (pati) Polri atau jenderal yang membenarkan informasi pernikahan antara Sambo dengan wanita ‘si cantik’ itu.
"Kan yang membenarkan kabareskrim, dan dua orang jenderal. Masak tiga jenderal kita tidak percaya? Saya kan dapat intelijen, laporan intelijen saya konfirmasi, kan begitu,” ucapnya.
Hingga saat ini, Kamaruddin Simanjuntak percaya bahwa pembunuhan Brigadir J dilakukan karena telah membocorkan masalah pribadi Ferdy Sambo kepada istrinya, Putri Candrawathi.
“Joshua memberitahu kepada ibunya (Putri Cadrawathi). Karena Ibu Putri itu kan dianggap ibunya,” pungkasnya.
Hubungan gelap mantan Kadiv Propam dengan 'si cantik' tercium oleh Putri Candrawathi sejak 21 Juni 2022. Pernikahan tersebut diizinkan oleh rohaniawan karena Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah tak harmonis.
"Mereka ini sudah lama tidak harmonis sehingga ketidakharmonisan itu dipakai sebagai dalih untuk Ferdy Sambo menikahi yang lain, sehingga rohaniawan mau menikahkan," pungkasnya.
Untuk diketahui dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Bareskrim Polri telah menetapkan total lima tersangka
Diketahui dalam kasus kematian Brigadir J saat ini Polri saat ini sudah menetapkan lima orang sebagai tersangka. Mereka adalah Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Irjen Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf serta Putri Candrawathi.
Kejadian itu bermula pada Jumat (8/7/2022), saat Bharada E diperintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Selain memerintah, mantan Kadiv Propam itu diduga juga merekayasa kronologi kasus pembunuhan seolah-olah terjadi baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J di rumah dinasnya.
Sementara itu, Bripka RR dan KM yang diduga berperan dan ikut membantu serta menyaksikan penembakan Bharada E terhadap korban juga terseret menjadi tersangka.
Mereka dijerat pasal pembunuhan berencana subsider pasal pembunuhan lewat pasal 340 subsider pasal 338 juncto pasal 55 dan pasal 56 tentang pembunuhan berencana.
Tidak hanya itu, sebanyak 97 polisi hingga saat ini telah menjalani pemeriksaan oleh tim inspektorat khusus karena diduga melanggar disiplin dan etika saat menangani perkara ini. Dari jumlah itu, 16 polisi diantara telah menjalani penempatan khusus di Mako Brimob dan Div Propam Polri. (viva/ind)