- istimewa
Tembakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Kapolres dan 9 Perwira Elit Brimob Dicopot
Jakarta - Imbas melakukan penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan saat pertandingan Arema FC vs Persebaya, Kapolres dan 9 Perwira Elit dicopot dari jabatannya.
Bencana yang terjadi baru-baru ini menjadi sejarah, dimana peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur ini telah memakan sebanyak ratusan korban jiwa.
Dijelaskan oleh saksi mata bahwa beberapa dari 42.000 penggemar Arema memasuki lapangan dengan perasaan marah. Hal itu terjadi setelah Arema kalah 3-2 atas Persebaya Surabaya.
Mereka saling melempar botol kepada pemain dan official sepak bola. Di luar stadion, setidaknya ada lima kendaraan polisi yang digulingkan dan dibakar.
Namun, sebagian besar yang menjadi penyebab kematian adalah penembakan gas air mata oleh pihak kepolisian. Sementara itu, diduga 125 orang lainnya tewas karena terinjak-injak.
Setidaknya, ditemukan 17 anak yang tewas serta 7 anak yang dirawat di rumah sakit. Ini sesuai dengan temuan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedy Prasetyo mengatakan beberapa anggota kepolisian yang telah diberhentikan antara lain termasuk Kapolres Malang Ferli Hidayat bersama dengan 9 anggota elit brimob lainnya.
Hal itu lantaran menembakkan gas air mata, padahal FIFA tidak menganjurkan untuk mempergunakan gas air mata saat di stadion sepak bola.
Untuk itu, Kelompok Hak Asasi Amnesty International meminta kepada Indonesia untuk melakukan investigasi terhadap penggunaan gas air mata dan memastikan yang bertanggung jawab akan tindakan tersebut diperiksa di pengadilan terbuka.
Diberitakan sebelumnya bahwa telah terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh beberapa pihak demi memberikan penghormatan mereka kepada para korban.
Satu contoh, adalah para pemain dan official Arema yang meletakkan karangan bunga di depan stadion.
“Kami datang ke sini sebagai tim untuk meminta maaf kepada keluarga yang terkena dampak tragedi ini, mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai atau yang masih dirawat di rumah sakit,” ujar seorang pelatih kepala Javier Roca.
Di Jakarta dan Bekasi, seribu penggemar sepak bola menyalakan lilin demi mendoakan para korban. (mg7/ree)