- ANTARA/Yogi Rachman
Wakil Gubernur DKI Jakarta Meminta Maaf karena Kebijakan Baru TransJakarta Susahkan Masyarakat
Jakarta - Sepekan ini PT TransJakarta kerap menerima kritikan dari pengguna transportasi publik terkait kebijakan baru wajib tap-in dan tap-out yang mengakibatkan antre panjang dan pemblokiran kartu secara otomatis.
Polemik ini ramai dibicarakan di jagat maya, menanggapi hal ini Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mewakili jajarannya meminta maaf kepada pengguna bus TransJakarta.
“Kami memohon maaf, yang terjadi tentu menjadi evaluasi bagi kita. TransJakarta sudah memahami, mengerti, dan terus akan dicarikan solusi terbaiknya,” kata Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Kendati demikian, Riza menyatakan program tarif integrasi tiga moda transportasi tetap dilanjutkan meski mengalami kendala. Hal ini disinyalir karena masalah teknis semata.
Politikus Partai Gerindra ini menganggap masalah yang dialami saat ini adalah hal yang lumrah terjadi. Justru dia bersyukur karena terjadi di awal penerapan, sehingga dapat mengevaluasi dan antisipasi di kemudian hari.
“Ini kan tetap jalan integrasi kan. Soal itu kan masalah teknis, teknologi itu kan masalah-masalah teknis yang bisa terjadi. Justru kita bersyukur ini terjadi di awal, sehingga kita bisa mengantisipasi ke depan,” jelasnya.
Setiap kritik dan masukan dari pengguna diterima secara baik oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan akan diteruskan kepada PT TransJakarta dan JakLingko Indonesia.
“Ini menjadi evaluasi, pembelajaran bagi Tj supaya di cek kembali apa sesungguhnya yang terjadi. Apakah kesalahan pada kartu atau justru pada card reader itu sendiri. Nanti ini akan kita lihat,” pungkasnya.
Sementara diberitakan sebelumnya, Direktur Utama JakLingko Muhamad Kamaluddin angkat suara terkait protes yang dilayangkan puluhan pengguna transportasi publik TransJakarta terkait kebijakan wajib tap-in dan tap-out yang menyebabkan antre panjang.
Sebagaimana diketahui, selain kebijakan wajib tap-in dan tap-out, namun juga kebijakan satu kartu hanya diperuntukkan satu pengguna, tidak lagi dapat dipergunakan bersama. Dua kebijakan ini mulai aktif dilakukan per hari Selasa (4/10/2022).
Kendati demikan, dua kebijakan ini rupanya mendapat respons buruk dari penumpang transportasi publik. Wajib tap-out menyebabkan antre panjang, untuk itu Kamaluddin mewakili pihaknya meminta maaf kepada penumpang.
“Kami mohon maaf apabila ada pengguna yang mengalami masalah di pagi hari karena kemarin belum ada kebijkan tap-out, sehingga ketika di pagi hari ini berusaha tap-in kemudian kartunya menjadi terblokir,” ujar Kamaluddin saat dihubungi media, Selasa (4/10/2022).
Lebih lanjut, Kamaluddin mengatakan solusi untuk situasi ini penumpang diharapkan melakukan reset kartu agar kartunya dapat diakses kembali, dengan catatan minimal saldo di kartu sebesar Rp 5 ribu.
“Supaya bisa membuka blokirnya, harus dilakukan reset kartu. Jadi di setiap halte itu ada dilakukan reset kartu, nanti dibantu oleh petugas TransJakarta. Pastikan ada minimal saldo 5 ribu di kartu ketika reset,” jelasnya.
Kamaluddin mengungkapkan bahwa dua kebijakan baru ini sebelumnya sudah disosialisasikan, baik lewat media sosial dan workshop yang digelar bersama TransJakarta. Namun, dia mengaku sosialisasi ini perlu ditingkatkan lagi.
Ada pun, dua kebijakan ini perlu dilakukan agar pengguna transportasi dapat menikmati tarif terintergrasi tiga moda. Yakni, TransJakarta-MRT-LRT.
“Perlu disampaikan juga, tap-in dan tap-out ini ke depannya untuk bisa memberikan manfaat bagi pengguna untuk bisa menikmati tarif integrasi. Nanti kartu ini juga bisa digunakan untuk tarif integrasi yang 10 ribu 3 jam,” pungkasnya. (agr/muu)