- Antara
Lemhannas Mengajukan 4 Isu Arus Utama yang Perlu Dicermati G20 untuk Mengatasi Krisis Global
Jakarta - Para peserta Pendidikan Program Reguler Angkatan (PPRA) LXIV mengajukan empat isu arus utama yang perlu dicermati negara-negara anggota G20, terutama Indonesia sebagai pemegang keketuaan, untuk mengatasi krisis global.
“Empat pengarusutamaan isu diusulkan untuk dicari kesepakatan-kesepakatan terkait dengan langkah-langkah konkret yang masih bisa dicapai menjelang KTT G20," kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto usai Seminar PPRA LXIV di Gedung Pancagatra Lemhannas, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2022.
Empat isu arus utama itu meliputi persoalan krisis energi di tengah perubahan iklim, arsitektur kesehatan global dengan akses vaksin untuk semua warga dunia, ketahanan pangan dengan komitmen negara-negara di dunia untuk mengatasi kerawanan pangan dan krisis pangan, serta cip semikonduktor sebagai bahan baku utama dalam transformasi digital.
Untuk menindaklanjuti empat isu itu, PPRA LXIV Lemhannas merekomendasikan beberapa hal, di antaranya Indonesia sebagai pemegang keketuaan G20 disarankan untuk memfasilitasi dialog antara pihak otoritas dan operator jalur utama terkait dengan energi agar dapat dicapai keberadaan energi yang modern, andal, dan berkelanjutan.
“G20 sebagai forum ekonomi dunia harus menghasilkan pernyataan bersama tidak saja untuk memulihkan percepatan ekonomi dunia akibat pandemi, tetapi juga kesepakatan untuk percepatan transisi energi, termasuk membuka peluang investasi bagi negara yang potensial untuk menjadi produsen," kata salah peserta PPRA LXIV Lemhannas Sri Wahyuni.
Kedua, Indonesia perlu mendorong peningkatan nilai pendanaan bagi pengembangan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati (biodiversity) yang berkelanjutan untuk menyokong ekonomi hijau dan biru. Melalui hal itu, Indonesia dapat melakukan riset dan inovasi agar biodiversity yang dimiliki dapat ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya sehingga mampu menyokong rantai pasokan global yang kini menghadapi kerawanan pangan.
Rekomendasi ketiga, mereka mengajukan bahwa Indonesia perlu memusatkan perhatian dalam wacana vaksinasi internasional atau global kepada masyarakat rentan. “Dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki, Indonesia dapat menjadi salah satu regional-hub produsen vaksin untuk menyokong pasokan vaksin global," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur ini,