- istimewa
Terdapat Calon Mahasiswa Titipan di Universitas Lampung, Ini Kata KPK
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga adanya kasus penerimaan mahasiswa baru tanpa lewat seleksi atau mahasiswa titipan di Universitas Lampung (Unila).
Hal tersebut dibenarkan oleh Tim Penyidik KPK lewat pemeriksaan saksi Guru Madrasah Tsanawiah Negeri (MTSN) Tanjung Karang Tugiyo.
Kasus ini melibatkan 4 orang tersangka yang ditetapkan oleh KPK. 3 dari 4 orang tersebut merupakan para penerima suap, yaitu Rektor Unila nonaktif Karomani (KRM), Wakil Rektor 1 bidang akademik Unila Heryandi (HY), dan ketua Senat Unila Muhammad Basri (MB). Sementara itu, salah satu dari mereka adalah si pemberi suap Andi Desfiandi (AD).
Dalam konstruksi perkara, KPK menegaskan bahwa sebagai Rektor Unila, Karomani memiliki hak mengenai mekanisme Seleksi Mandiri Masuk Universitas Indonesia (Simanila) Tahun Ajaran 2022.
Selama itu berjalan, KPK menduga bahwa Karomani aktif terlibat sebagai penentu kelulusan. Ini dilakukan olehnya dengan memerintahkan HY dan Budi Sutomo selaku Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat (Humas) untuk memilih secara pribadi tentang kemampuan orang tua dari mahasiswa.
Untuk dinyatakan lulus, calon mahasiswa bisa dibantu dengan memberikan sejumlah uang selain uang resmi yang dibayarkan kepada universitas.
"Saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait dugaan adanya titipan penerimaan mahasiswa baru tanpa melalui proses seleksi dengan perantaraan dari orang kepercayaan KRM," ujar Plt Jubir KPK, Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis (13/10/2022).
Sebagai tugas tersebut, HY, MB, dan Budi Sutomo harus mengumpulkan uang yang disetujui oleh pihak orang tua calon mahasiswa baru. Jumlah uang yang terkumpul mulai dari Rp100 juta sampai Rp350 juta untuk orang tua yang ingin anaknya dinyatakan lulus.
Sejumlah uang dikumpulkan oleh Karomani melalui orang yang berbeda seperti Dosen dari orang tua calon mahasiswa Mualimin, terdapat sejumlah uang sebesar Rp603 juta dan sekitar Rp575 juta telah dimanfaatkan untuk pribadi.
Ditemukan pula sejumlah uang yang diterima melalui Budi Sutomo dan MB, yang mana ini diberikan oleh orang tua calon mahasiswa yang dinyatakan lulus oleh Karomani.
Sejumlah uang itu telah dialihkan menjadi tabungan deposito, emas batangan, dan masih ada dalam bentuk uang tunai sejumlah Rp4,4 miliar. (MG4/ree)