- ANTARA
Sesepuh Golkar Akbar Tanjung, Tegas! Tak Dukung Anies Baswedan di Pilpres 2024
Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tanjung menegaskan ia tak memberikan dukungan kepada Anies Baswedan di pemilu presiden (Pilpres) 2024. Diketahui Anies Baswedan telah diusung NasDem sebagai bakal calon presiden (bacapres) atau calon RI-1.
"Saya tidak menyatakan mendukung itu (pencapresan Anies)," kata Akbar Tanjung di sela acara Jalan Sehat menyambut HUT ke-58 Partai Golkar, di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (16/10/2022).
Akbar mengaku menghormati keputusan Anies, yang merupakan juniornya saat keduanya dulu berada di organisasi yang sama, menjelang tahun politik 2024.
"Anies Baswedan junior saya dalam organisasi yaitu HMI, KAMMI. Sebagai junior tentu saya hormati. Junior saya hormati," ujarnya.
Diketahui, NasDem telah resmi mengumumkan bakal calon presidennya yang akan diusung di 2024 yakni Anies Baswedan. Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (3/10) lalu.
Sementara Partai Golkar berencana memajukan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai capresnya pada Pilpres 2024.
ARB Bersama Airlangga Sukseskan Pemilu 2024
(Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kedua dari kanan) bersama Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie (ARB) sebelum membuka kegiatan jalan sehat bersama sebagai rangkaian HUT Partai Golkar di Jakarta, Minggu (16/10/2022) pagi. Sumber: viva)
Pada kesempatan itu, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto memimpin acara jalan sehat tersebut. Jaan sehat ini diikuti ribuan simpatisan dan kader Partai Golkar.
"Kegiatan ini dalam rangka ulang tahun Partai Golkar yang ke-58. Partai Golkar, partai tertua di Indonesia," ujar Airlangga kepada kader dan simpatisan.
Airlangga berharap, kegiatan yang juga diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia itu bisa membuat Partai Golkar makin solid dan siap untuk mengikuti pemilu 2024.
"Kami harap dengan kegiatan ini kita buktikan bahwa jaringan Golkar di 514 kabupaten dan kota semakin solid. Kita siap ikut Pemilu 2024, saudara siap?" tanya Airlangga.
"Siap!" kata para kader dan simpatisan.
"Golkar siap menang?" kata Airlangga lagi.
"Siap!" jawab simpatisan dan kader Partai Golkar.
"Pileg siap menang? Pilpres siap menang?" tanyanya lagi.
"Siap!" ungkap kader dan simpatisan Partai Golkar.
"Alhamdulilah. Dengan mengucap bismillahirahmanirahim, maka jalan pagi hari ini, secara resmi saya lepas," kata Airlangga.
Profil Akbar Tanjung
Akbar Tanjung yang lahir 14 Agustus 1945, adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dari 1999 hingga 2004.
Sebagai anggota Partai Golongan Karya (Golkar), ia juga menjabat sebagai ketua partai dari 1999 hingga 2004, dan menjadi anggota DPR-RI dari Jawa Timur dari 1977 hingga 2004.
Ia menjabat sebagai menteri di bawah mantan presiden Soeharto dan Bacharuddin Jusuf Habibie. Dia adalah Ketua DPR-RI dari 1999 hingga 2004.
Pada 2002 ia dihukum karena korupsi atas penggelapan dana yang ditujukan untuk bantuan makanan bagi orang miskin, tetapi hukuman itu dibatalkan di tingkat banding pada tahun 2004.
Pada tahun 1966, Akbar menjadi aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas Indonesia (KAMI-UI) dan Laskar Ampera Arief Rahman Hakim.
Tahun berikutnya (1967-1968), ia menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada tahun 1968, ia juga aktif dalam Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia.
Pada 1969-1970, ia menjabat Ketua Umum HMI Cabang Jakarta. Pada 1972, ia turut mendirikan Forum Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universiter (GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, dan HMI) dengan nama Kelompok Cipayung.
Periode 1972-1974, ia menjabat Pengurus Besar HMI.
Pada 1973, ia turut mendirikan Komite Nasional Pemuda Indonesia atau disingkat KNPI. Pada 1978, ia turut mendirikan Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI), yang kemudian menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat AMPI (1978-1980).
Pada 1983-1988, ia menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar. Pada 1988-1993, ia menjadi anggota Dewan Pembina DPP Golkar.
Pada 1993-1998, ia menjabat Sekretaris Dewan Pembina Golkar. Ia menjabat Ketua Umum Partai Golkar pada periode 1998-2004.
Karier Politik Akbar Tanjung
(Akbar Tanjung (kanan) dan Aburizal bakrie (Kiri). Sumber: ANTARA)
Masa Orde Baru, pada periode 1977-1988, ia menjadi anggota FKP DPR-RI yang mewakili Provinsi Jawa Timur. Pada 1982-1983, ia menjabat Wakil Sekretaris FKP DPR. Pada 1987-1992 dan 1992-1997, ia menjabat Sekretaris FKP-MPR dan anggota Badan Pekerja MPR-RI.
Akbar pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada periode 1988-1993, Menteri Negara Perumahan Rakyat (1993-1998), Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman (1998). Pada 1997-1998, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR.
Ia menjabat Menteri Sekretaris Negara (1998-1999). Pada 1997-1999, ia menjabat Wakil Ketua FKP MPR dan Wakil Ketua PAH II Badan Pekerja MPR.
Saat Indonesia memasuki masa reformasi, Akbar Tanjung terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar masa jabatan 1998-2004. Sejak 6 Oktober 1999, ia terpilih menjadi Ketua DPR-RI periode 1999-2004 melalui pemungutan suara (voting).
Beliau meraih 411 suara, mengalahkan saingan utamanya Soetardjo Soerjogoeritno dari PDI Perjuangan.
Semasa menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, ia pernah menjadi sorotan publik ketika lolos dari jerat hukum setelah Mahkamah Agung menerima permohonan kasasinya. Hal ini sekaligus memungkinkannya ikut serta sebagai calon presiden dalam Pemilu 2004, namun ia akhirnya tidak dicalonkan partainya sendiri karena dikalahkan oleh Wiranto dalam Konvensi Calon Presiden Golkar.
Selanjutnya Akbar Tanjung juga kehilangan jabatan sebagai ketua Umum Partai Golkar setelah dikalahkan oleh Jusuf Kalla yang telah menjadi Wakil Presiden, seterusnya belajar di Universitas Gadjah Mada dan mendirikan Akbar Tanjung Institute. (lpk/ant/viva/ito)