- Antara
Dalam Laporan yang Diserahkan ke Presiden Joko Widodo, TGIPF Ungkap 3 Jam Rekaman CCTV di Stadion Kanjuruhan Dihapus
Jakarta - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 132 orang meninggal dunia mengatakan jika mereka menemukan adanya rekaman dari CCTV di Stadion Kanjuruhan yang dihapus.
Temuan tersebut tertuang dalam laporan TGIPF hasil dari investigasi mereka terkait Tragedi diStadion Kanjuruhan yang disampaikan ke Presiden Joko Widodo pada Jumat (14/10/2022).
Dalam temuannya TGIPF mengatakan jika rekaman CCTV yang diduga dihapus itu memiliki durasi selama 3 jam 21 menit merupakan rekaman CCTV yang menyoroti lobi utama dan area parkir dari Stadion Kanjuruhan.
TGIPF menyebut jika rekaman CCTV tersbeut pada mulanya menunjukan rangkaian rantis jenis Barracuda yang digunakan poisi untuk mengevakuasi para pemain dan ofisial dari tim Persebaya Surabaya.
"Pergerakan awal rangkaian Barracuda yang akan melakukan evakuasi Tim Persebaya, dapat terekam melalui CCTV yang berada di Lobby utama dan Area Parkir," tulis TGIPF dalam laporannya dikutip dari PMJNews Senin (17/10/2022).
Dalam temuannya tersebut TGIPF mengatakan jika rekaman CCTV tersebut memperlihatkan rekaman dengan durasi 1 jam 21 menit, sedangkan durasi 3 jam 21 menit berikutnya hilang.
"Tetapi rekaman CCTV tersebut mulai dari pukul 22.21.30 dapat terekam dengan durasi selama 1 jam 21 menit, dan selanjutnya rekaman hilang (dihapus) selama 3 jam, 21 menit, 54 detik, kemudian muncul kembali rekaman selama 15 menit," sambungnya.
Atas Hilangnya rekaman CCTV di Stadion Kanjuruhan itu TGIPF mengatakan jika hal tersebut menghambat tugas mereka dalam mengungkap fakta yang sebenarnya terjadi di Stadion Kanjuruhan saat peristiwa mengerikan itu terjadi.
TGIPF juga mengaatakan jika mereka juga tengah mengupayakan untuk meminta rekaman lengkap dari CCTV tersebut kepada pihak kepolisian untuk kepentingan investigasi yang mereka lakukan.
"Hilangnya durasi rekaman CCTV menyulitkan atau menghambat tugas tim TGIPF untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi dan sedang diupayakan untuk meminta rekaman lengkap ke Mabes Polri," jelasnya.
TGIPF serahkan laporan tragedi Kanjurhan ke Presiden Joko Widodo
Diketahui sebelumnya jika Tim Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan mendatangi istana kepresidenan pada Jumat (14/10/2022) untuk menyerahkan laporan hasil investigasi yang mereka lakukan terkait dengan Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Dipimpin oleh Ketua TGIPF yang juga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, Rombongan dari TGIPF tiba di istana Kepresidenan pada puklu 13.00 WIB.
"Saya bersama seluruh anggota TGIPF, yang 13 orang ini, akan menghadap Presiden untuk menyampaikan laporan, berdasarkan laporan-laporan yang mungkin belum terungkap di berbagai media maupun tim-tim lain, tapi isinya apa, ya saya harus selesai dulu menyampaikan ke Presiden," kata Mahfud.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua TGIPF, tiba di Istana Kepresidenan lebih awal, sekira pukul 13.06 WIB. Dia menjelaskan kedatangannya dalam rangka mendampingi Mahfud MD untuk menyerahkan laporan hasil investigasi tragedi Kanjuruhan kepada Presiden Jokowi.
Zainudin menegaskan tidak ada dinamika maupun perbedaan berarti di antara seluruh anggota TGIPF dalam menyusun laporan hasil investigasi tersebut.
"Enggak ada dinamika, wong satu tim kok, sama kami," kata Zainudin.
Tragedi Kanjuruhan terjadi selepas pertandingan sepak bola Liga 1 Indonesia antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10).
Usai peluit bubaran laga yang berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya, sejumlah suporter menerobos masuk ke lapangan dan dijawab petugas pengamanan dengan menembakkan gas air mata ke arah tribun. Tercatat 131 orang menjadi korban jiwa dari peristiwa tersebut. (pmj/ant/akg)