- smanegeri52jkt.sch.id
Kasudin Jakarta Utara Purwanto Sebut Kasus Guru Intoleransi di SMAN 52 Jakarta Terduga 4 Oknum Guru
Jakarta - Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara, Purwanto sebut sebelumnya terindikasi ada empat oknum guru yang terduga melakukan tindak intoleransi.
Namun setelah dilakukan penyelidikan dan penyisiran, mendapatkan hasil dua orang diantaranya tidak mengetahui apa-apa dan cenderung pasif saat diinterogasi.
"Untuk yang awalnya kan ada empat, tapi hasil dari penyisiran, itu kan ada yang dua orang itu hanya dalam satu ruang tapi enggak ngerti apa-apa. Pasif saat ditanya," tutur Purwanto saat dihubungi media, Sabtu (22/10/2022).
Sementara ada satu orang yang berperan sebagai inisiator, cukup aktif dalam pemeriksaan.
"Nah yang satu emang sebagai inisiator yang paling aktif gitu. Sehingga kan saya harus berkelas kan, yang paling aktif itu kan yang paling berat gitu lah bobotnya," ujarnya.
Kendati demikian, apabila dalam proses pemeriksaan itu ada yang tidak mengerti apa-apa, pihak Dinas Pendidikan tidak dapat berbuat dan bertindak lebih jauh.
"Kalau ada yang memang gak mengerti apa-apa dalam satu ruangan itu, ya kita kan gak bisa berbuat apa-apa. Gak bisa menindak apa-apa," pungkasnya.
Lebih lanjut, Purwanto menganalogikan kasus ini seperti ada pencopetan di dalam angkutan umum. Kita tidak tahu siapa pelakunya sebelum diselidiki satu per satu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan di SMA Negeri 52 Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara, diketahui telah dipecat usai tindak rasisnya terkuak.
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah ungkap oknum melarang siswanya memilih Ketua OSIS non-muslim.
"Sanksi dipecat karena sudah 31 tahun jadi guru baru sadar kalau itu salah. Juga dengan bukti yang jelas," kata Ima saat dihubungi media, Rabu (19/10/2022).
Usai menerima adanya laporan intoleran di sekolah, Ima melakukan inspeksi mendadak ke sekolah. Dia membeberkan memiliki sebuah bukti rekaman percakapan oknum dengan siswa saat berdiskusi perihal seleksi OSIS.
"Saya juga menerima laporan bukti berupa rekaman percakapan guru dan siswa saat berdiskusi seleksi OSIS. Setelah melewati beberapa seleksi, terpilih lima orang siswa kandidat Ketua OSIS dan salah satunya adalah non muslim," tulis Ima di Instagram.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa dalam rekaman tersebut jelas terdengar oknum menyatakan kandidat OSIS non muslim jangan sampai lolos lantaran dinilai tidak dapat dikontrol saat pemilihan nanti.
Berdasarkan pernyataan Ima, oknum guru takut jika nanti Ketua OSIS yang terpilih tidak beragama Islam.
"Dia (oknum) menilai Ketua OSIS yang non muslim kemungkinan condong membuat program OSIS yang tidak pro Islam. Atas hal ini maka saya sampaikan pada pimpinan Fraksi PDIP merekomendasikan guru tersebut dipecat, agar jera," pungkasnya. (agr/ree)