Wanita Koboy Todongkan Pistol ke Paspampres.
Sumber :
  • tim tvone/tim tvone

Soal Aksi Wanita Koboi Todong Paspampres, Direktur CIIA Ajak BNPT untuk Waras Mengeja Realita

Kamis, 27 Oktober 2022 - 14:57 WIB

Jakarta -  Soal aksi wanita bercadar bak seperti koboi, lantaran menodongkan pistol jenis FN ke Paspampres dan diisukan menerobos Istana Negara. Ternyata, masih menyita sorotan publik dan para pengamat terorisme di Indonesia. 

Satu di antaranya, Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), yang juga selaku pengamat terorisme, Harits Abu Ulya. Dia menilai, bahwa wanita tersebut hanyalah melintas bukan mencoba untuk menerobos Istana.

"Itu semua lebih aktual, jadi jangan memframing menerobos Istana. Sekali lagi, wanita itu BUKAN MENEROBOS arah ring 1 kawasan Istana Merdeka dengan tujuan yang tidak jelas. Mari kita waras mengeja realita," pungkas Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), yang juga selaku pengamat terorisme, Harits Abu Ulya saat dihubungi tvonenews.com, Kamis (27/10/2022).

Selain itu, Harits Abu Ulya menilai pihak BNPT terlalu cepat mengemukakan nafsunya dengan menyatakan bahwa pelaku adalah HTI.

Kolase Foto Wanita Koboy Todong Pistol ke Paspampres sedang Diamankan Petuga Kepolisian  

Menurutnya, pelaku tersebut hanyalah orang yang mengalami gangguan psikologi sehingga mudah ditunggangi oleh oknum pebisnis isu keamanan.

"HTI itu kan udah bubar, bukan? Jadi orang BNPT itu terlalu bernafsu untuk memframing. Tidak korelatif sama sekali, lagian di HTI tidak mungkin ada agenda-agenda seperti itu. Itu orang depresi yang dimanfaatkan orang yang bisnis isu keamanan," ujar Harits Abu Ulya. 

Lebih lanjut dia jelaskan, soal pandangannya pribadi tentang kasus wanita berpistol bak seperti koboi itu. Di mana saat ini banyak diperbincangkan masyarakat Indonesia.

"Dari gesturenya itu sosok pribadi yang punya problem kejiwaan. Perlu pemeriksaan psikologisnya. Bisa saja dia 'mainan' atau seperti dijadikan 'alat simulasi' oleh pihak tertentu terkait dengan isu keamanan," ungkap Harits.

Harits melihat, tindakan wanita itu lakukan bukanlah ancaman yang serius. Sebab, senjata api yang digunakan merupakan pistol rakitan.

"Dengan pistol rakitan yang entah amunisinya itu bisa ditembakkan atau tidak. Jadi tidak perlu dibesar-besarkan dan membangun narasi yang tidak proporsional sama sekali," tegasnya.

Di samping itu, Harits Abu Ulya juga katakan, kemunculan permainan isu seperti ini sudah tidak lagi relevan jika digunakan pada saat ini.

"Kalau di munculkan isu ISIS di balik tindakan itu, menurut saya narasi tersebut sudah kadaluwarsa," katanya.

Sambungnya katakan, peristiwa tersebut tergolong lucu, sebab momentumnya bertepatan pasca Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko bicara soal ancaman radikalisme dan jelang agenda G-20 di Pulau Bali.

Sementara, ia katakan, masih ada realita yang perlu diperhatikan di Indonesia, baik berupa ancaman-ancaman yang lebih serius.

"Baik aspek keamanan (teroris separatis OPM), hukum (aparat penegak hukum yang hancur integritasnya), maupun ekonomi (ancaman resesi)," ungkapnya. 

Sebelumnya diberitakan, erkuak sepak terjang wanita berpistol yang menodongkan senpi jenis FN ke anggota Pasmpampres di Istana Negara, pada Selasa (25/10/2022) pagi hari. 
Hal itu di beberkan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), R Ahmad Nurwakhid. Dia ungkapakan, bahwa wanita berpistol itu bernama Siti Elina (SE), yang memiliki paham radikal. 

Tak hanya itu saja, Dirut BNPT R Ahmad Nurwakhid juga menguak tentang sepak terjangnya SE selama ini dan SE sangat mendukung satu di antara organisasi masyarakat yang telah dibubarkan pemerintah. 

"Siti Elina memiliki pemahaman radikal dan Siti Elina juga mendukung salah satu ormas radikal yang telah dibubarkan pemerintah, yaitu HTI," beber Dirut BNPT R Ahmad Nurwakhid. 

Bahkan, dari data yang dihimpun BNPT, bahwa SE selama ini juga diketahui sering mengunggah propaganda khilafah melalui akun media sosial milik pribadinya. 

Selain itu, diketahuii juga bahwa wanita berpistol tersebut merupakan warga Kampung Mangga, Koja, Jakarta Utara.

"Jadi, pendalaman terhadap profil dan motif pelaku juga terus dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat adanya keterkaitan dengan aktor-aktor yang lain," ungkapnya. 

Untuk diketahui, Komandan Paspampres, Marsda TNI Wahju Hidajat menjelaskan, bahwa wanita tersebut bukan berupaya melakukan penerobosan ke Istana Presidenan. 

Akan tetapi, ia ungkapkan, pengamanan wanita itu adalah bentuk dari adanya kewaspadaan seorang anggota Paspampres. 

"Di mana pada saat itu, Paspampres melihat seorang perempuan dengan tingkah laku mencurigakan," kata Komandan Paspampres, Marsda TNI Wahju Hidajat.     

Bahkan pengamanan wanita berpistol itu juga ia katakan, karena wanita tersebut berdiri di dekat pos utama Paspampres, tepat di depan Istana Merdeka, dengan tingkah yang penuh dengan kecurigaan.

“Jadi perempuan tersebut tidak menerobos Istana. Tapi justru berawal dari kewaspadaan anggota kami (Paspampres) yang langsung menghampiri perempuan tersebut," katanya. 

Kemudian, setelah pihaknya menghampiri wanita bercadar itu, ia ungkapkan, wanita itu langsung mengacungkan senjata ke arah anggota Paspampres. 

Maka dari itu, langsung dilakukan pengamanan oleh pihaknya, karena melihat kondisi seperti itu. Selanjutnya, anggota Paspampres langsung mengambil senjata api yang ditodongkan dan menyerahkan perempuan tersebut kepada anggota Polisi Lalu Lintas yang sedang bertugas di depan Istana. 

“Saat ini perempuan tersebut sudah berada di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan. Untuk lebih lanjut silakan ditanyakan kepada Polda Metro Jaya,” pungkasnya. (Rpi/Mii/Aag)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral