- Kolase tvonenews.com / Muhammad Bagas
Blak-blakan! Ibunda Brigadir J Ngaku Masih Melihat Keangkuhan dan Kecongkakan pada Wajah Sambo di Sidang
Jakarta - Babak baru pengungkapan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang didalangi oleh Ferdy Sambo. Adapun kini Ibunda Brigadir J ngaku masih melihat keangkuhan dan kecongkakan pada Wajah Sambo di Sidang, Jumat (4/11/2022).
Pada sidang pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yang menghadirkan kedua terdakwa yakni Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di persidangan. Dan untuk pertama kalinya bertemu dengan orang tua Brigadir J yang juga hadir sebagai saksi (Rosti Simanjuntak dan Samuel Hutabarat).
Blak-blakan! Ibunda Brigadir J Ngaku Masih Melihat Keangkuhan dan Kecongkakan pada Wajah Sambo di Sidang.
Di tengah kesibukan sidang dan hadir sebagai saksi pada kasus pembunuhan berencana anaknya. Kedua orang tua Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yakni Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak hadir sebagai narasumber di Acara Dua Sisi tvOne.
Ibunda Brigadir J menerangkan beberapa hal terkait jalannya persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap anak tercintanya. Yang dia minta keadilan dan membuka seterang-terangnya atas dibalik peristiwa pembunuhan Yosua.
Roslin mengaku baru pertama kali bertemu dengan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat persidangan, sejak pasca kasus ini telah bergulir selama tiga bulan lebih.
Menurutnya, ia telah menunggu momen bertemu secara langsung dengan para terdakwa yakni Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
"Memang melalui sejak peristiwa pembunuhan anak kami yang sudah dilakukan Ferdy Sambo beserta Putri dan komplotannya. Saya memang menunggu momen yang sangat tepat ini atau momen bertemu fisik kepada Sambo dan Putri.
Ibunda dari Mahareza Rizky Hutabarat ini juga menyampaikan soal apa yang dia lihat di ruang persidangan saat bertemu dengan sosok yang diduga mendalangi pembunuhan berencana kepada anaknya.
"Saya mau melihat bagaimana sikap atau perilakunya di saat kami bertemu. Denga apa yang sudah dia lakukan kepada anak saya, tapi saya lihat disana, Ferdy Sambo masih menunjukkan keangkuhannya, dia masih merasa memiliki kekuasaan, pangkat, jabatan maupun keberedaan yang bagaimana dia terapkan dalam kesehariannya mungkin. Itu yang saya terlihat disana.
Lebih lanjut, Host Dua Sisi menanyakan soal dari mana hal Rosti lihat sehingga menyimpulkan sebuah pernyataan tersebut.
Rosti mengaku walau sebagai orang awam ia dapat merasakan dari gestur dan mimik wajah dari Ferdy Sambo saat bertemu dengannya di ruang persidangan. Pada saat itu juga Sambo menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga Brigadir J.
"Saya sabagai ibu, saya melihat wajahnya, mimiknya, pandangan matanya dan cara duduk dia, memandang disana kan akan menunjukkan sifat setiap karakter manusia. Secara psikologi itu masih menunjukkan keangkuhan dan kecongkakan" ungkapnya.
Permintaan Maaf Ferdy Sambo
Ferdy Sambo mengungkapkan permintaan maaf dan rasa menyesalnya karena terbawa emosi sehingga menimbulkan kematian Brigadir J.
"Bapak dan ibu Yosua, saya sangat memahami perasaan bapak dan ibu. Saya mohon maaf. Saya sangat menyesal saya tidak mampu mengontrol emosi," ujar Ferdy Sambo.
Mantan Kadiv Propam Polri itu juga mengatakan bahwa amarahnya meluap kepada Brigadir J lantaran tindakan yang dilakukan sang ajudan kepada istrinya.
Meskipun demikian, dalam persidangan tersebut Ferdy Sambo tidak membeberkan secara terperinci alasannya.
"Saya ingin menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi adalah akibat dari perbuatan saya atas perbuatan anak Bapak ke istri. Itu yang ingin saya sampaikan," lanjutnya.
Ferdy Sambo juga menyatakan siap bertanggungjawab secara hukum atas apa yang dilakukannya kepada Brigadir J.
"Saya yakin bahwa saya telah berbuat salah dan saya akan bertanggung jawab secara hukum. Saya juga sudah meminta ampun terhadap Tuhan," ucapnya.
Respon Ibunda Brigadir J
Orangtua Brigadir J dan Putri Candrawathi. (tvonenew.com / Muhammad Bagas)
Rosti Simanjuntak dan Samuel Hutabarat yang hadir di forum Dua Sisi tvOne menanggapi soal permohonan maaf dari Mantan Kadiv Propam Polri.
"Kalau seseorang mengatakan maaf, tidak ada kata kecuali atau tanpa terkecuali. Tidak ada, kalau namanya orang udah berkata maaf, apa yang keluar dari mulut, seharusnya begitu juga dari lubuk hati yang dalam.
"Harus menggunakan hati nurani sebagai manusia yang beretika, yang punya moral, yang sudah melakukan pembunuhan kepada anakku secara sadis. tapi disana dia tetap mengatakan 'tidak lepas dari perbuatan anak ibu dan anak bapak'.
"Jadi kami disini heran selama dia sebagai penegak hukum dan dia sebagai polisinya polisi. sebenarnya tahu dia aturan dan tahu dia sikap bagaimana melindungi anak buahnya atau melindungi ajudannya.
"Jangan dia menggunakan keegoannya sendiri, disini saya lihat sifat Ferdy Sambo masih kekeuh dengan mengatakan tidak lepas dari perbuatan anak ibu dan bapak.
"Jadi permintaan maafnya itu hanya di bibir saja, tidak tulus dan tidak jujur sebenarnya dari dalam hatinya." (ind)
Jangan lupa tonton berita terbaru lainnya dan Subscribe tvOneNews