KNKT.
Sumber :
  • Tim tvOne/Rika Pangesti

Rekomendasi KNKT ke Sriwijaya Air Usai Kecelakaan SJ182

Kamis, 10 November 2022 - 21:25 WIB

Jakarta - Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2021) lalu membuat sejumlah pihak terkait melakukan pembenahan.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan Direktorat Jenderal Pehubungan Udara (DJPU) telah melakukan beberapa tindakan keselamatan tersebut. Tindakan tersebut yaitu melakukan inspeksi khusus kepada seluruh pesawat udara Boeing 737-300/400/500.

"Lalu, merevisi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 121 terkait ketentuan pelaksanaan UPRT, dan membentuk tim khusus untuk membuat panduan pelaksanaan UPRT di Indonesia," papar Nurcahyo saat jumpa pers hasil investigasi kecelakaan pesawat tersebut di kantor KNKT, Jakarta Pusat, Kamis, (10/11/2022).

Kemudian, Nurcahyo menjelaskan, pihak Sriwijaya Air juga membuat pelatihan Upset Prevention and Recovery Training (UPRT) bekerja sama dengan konsultan.

Selain itu juga, menambahkan materi complacency, cockpit distraction dan loss of control inflight pada silabus pelatihan Crew Resource Management (CRM).

"Meningkatkan pelatihan engineer dan memanfaatkan perangkat lunak untuk manajemen perawatan pesawat udara. Memasukkan peristiwa (event) thrust asymmetry dan loss control in flight ke dalam Flight Data Analysis (FDA) event," terang dia.

"Merevisi program perawatan pesawat udara untuk memasukkan fidelity fest pada saat pemeriksaan tahunan Cockpit Voice Recorder (CVR)," tambahnya.

Untuk Boeing, kata dia, telah menerbitkan Flight Operation Technical Bulletin (FTOB) terkait upset prevention and recovery.

Lalu, mengeluarkan Boeing Multi Operator Message (MOM) diikuti dengan penerbitan Service Bulletin (SB) terkait potensi kegagalan laten dari flap indication system wiring dan dampaknya terhadap sistem autothrottle.

"Dan merevisi Maintenance Planning Document (MPD) diikuti dengan penerbitan SB untuk pesawat udara Boeing 737-300/400/500, dengan memasukkan keharusan melakukan inspeksi berkala pada sudut flight spoiler dan aileron terhadap position sensors," katanya.

Dia mengatakan, Garuda Maintenance Facility telah melakukan tindakan keselamatan, berupa revisi checklist pembacaan CVR. Termasuk dengan menambahkan keharusan untuk melakukan pemeriksaan kualitas dan durasi gelombang suara pada setiap channel.

Kata Nurcahyo, KNKT menilai bahwa tindakan keselamatan yang dilakukan beberapa pihak sudah sesuai dan dapat meningkatkan keselamatan. Namun demikian masih ada beberapa isu keselamatan yang perlu ditindaklanjuti.

"Oleh karenanya KNKT menerbitkan 3 rekomendasi keselamatan kepada Sriwijaya Air," ujar dia.

Tiga rekomendasi tersebut yakni, Pertama, berkonsultasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebelum melakukan perubahan prosedur terbang.

Kemudian kedua, meminta No Technical Objection (NTO) dari pabrikan pesawat udara sebelum melakukan perubahan prosedur yang sudah ada di buku panduan yang disiapkan oleh pabrikan pesawat.

Lalu ketiga, meningkatkan jumlah pengunduhan data dalam Flight Data Analysis Program (FDAP) untuk peningkatan pemantauan operasi penerbangan.

"Dan Untuk menekankan pelaporan bahaya (hazard) kepada seluruh pegawai," pungkasnya.

Diketahui, dalam kecelakaan ini menewaskan 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang dan 12 awak.

Pesawat Sriwijaya Air itu terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, ke Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. (rpi/ebs)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:33
01:14
09:33
02:39
08:39
02:07
Viral