- tim tvone/tvone
Kami Takut Gempa Susulan, Ungkap Seorang Warga Cianjur
Cianjur - Kondisi pasca-gempa berkali-kali yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, membuat warga setempat takut adanya gempa susulan.
Oleh sebab itu, para warga yang merupakan korban gempa Cianjur itu lebih memilih bermalam di luar rumah, tepatnya di lapangan Kodim 0608.
Satu di antara warga yang merupakan korban gempa Cianjur, Rohaeti menjelaskan, bahwa para warga lebih memilih tidur di lapangan ketimbang di rumah, karena takut dan khawatir terjadinya gempa susulan.
Bahkan, dia sebutkan karena sering terjadinya gempa susulan, banyak rumah yang roboh.
"Kami takut ada gempa susulan, soalnya banyak rumah yang roboh karena gempa. Jadi, lebih baik kita mengungsi di sini, dan merasa lebih aman gitu," ungkap korban gempa Cianjur, Rohaeti ke tvone, Selasa (22/11/2022) malam.
Di samping itu, ia juga ceritakan pada saat terjadinya gempa, Senin (21/11/2022) siang hari, bahwa dirinya begitu panik. Hal itu lantaran, ia akui, dirinya memiliki orang tua yang sudah berusia sepuh.
"Ya kemarim sangat panik sekali, apalagi saya punya seorang ibu yang sudah berusia 76 tahun, jadi ya sangat mencekam sekali komdisinya kemarin. Apalagi saya punya anak berusia 5 tahun dan pada saat itu suami saya lagi bekerja dj luar," ungkapnya.
Kemudian, ia juga jelaskan, seluruh warga saat ini tinggal di tenda darurat karena takut terjadi gempa susulan bila saat berada di rumah. Meskipun, kondisi tenda tempat mengungsi itu dengan fasilitas seadanya.
"Ya dengan fasiltas seadanya, dengan angin kencang dan anak-anak kedinginan. Tapi daripada di rumah kita takut rumah roboh," ujarnya.
Dari pantauan tvonenews.com, data dari BNPB sejauh ini ada 268 jiwa yang meninggal dunia akibat bencana gempa. Kemudian, 151 jiwa masih dalam pencarian serta 1.083 orang alami luka-luka dan masyarakat yang mengungsi sebanyak 58.362 orang.
Selain itu, dari pantauan tvonenews.com juga tampak di Cianjur masih terjadi beberapa kali gempa susulan. Namun gempa susulan itu hanya getaran-getaran kecil.
Seorang Ayah sedang Mencari Anak dan Istrinya yang Menjadi Korban Gempa di Cianjur, Jawa Barat.
- Mecari Keberadaan Anak dan Istri
Sebelumnya diberitakan, cerita memilukan korban gempa di Cianjur, Jawa Barat, menyisahkan perhatian publik. Pasalnya, sampai saat ini para keluarga korban masih mencari anggota keluarganya yang hilang pasca-gempa yang mengguncang Cianjur, pada Senin (21/11/2022) siang.
Satu di antara warga Cugenang yang juga merupakan keluarga korban gempa di Cianjur, Sandi mengatakan, dirinya sejak pagi hari, sudah mencari keberadaan anggota keluarganya.
"Tadi pagi pencarian mulai dari jam 09.00 WIB sampai jam satu, lalu jam satu operatornya off, karena ada beberapa alasan ya. Mungkin karena kurangnya penerangan, dan alatnya juga mungkin," kata seorang ayah bernama Sandi yang anak dan istrinya hilang pasca-gempa, seperti yang dilansir di tvone, Selasa (22/11/2022).
Sambungnya menceritakan, sampai saat ini dirinya masih mencari anggota keluarganya yang hilang, yakni anak dan istrinya. Ia juga katakan, sampai saat ini dirinya belum ada kabar tentang anak dan istrinya.
"Sampai saat ini, belum ada kabar tentang anak dan istri saya. Anak saya masih berusia 4 tahun, masih sekolah tk," kata Sandi.
Kembali dijelaskannya, hari ini merupakan hari kedua untuk melakukan pencarian. Kemudian, dikatakannya, bahwa untuk pendataan korban itu dilakukan secara mandiri, yang melibatkan anak-anak karang taruna.
"Jadi kalau menemukan korban, kita lakukan pendataan mandiri. Kalau posko terpadu itu ada, tetapi lokasinya kurang memadai, jadi kita warga tidak memanfaatkannya dan buat posko darurat," ujar Sandi.
Oleh karena itu, ia katakan, anggota karang taruna saat ini mulai mendata warga-warga Cugenang yang berada di posko buatan mandiri.
Tak hanya itu saja, ia juga katakan, sampai saat ini belum ada dari pihak pemerintahaan untuk mendata warga-warga yang terkena gempa di Cugenang ini. Bahkan, belum ada juga pendataan tentang warga yang kehilangan keluarganya.
"Hanya saja, pihak Desa dari karang taruna, yang mendata soal warga yang hilang dan keluarga yang mencari keluarganya yang menghilang," ungkap Sandi.
Selain itu, ia juga menyebutkan kendala pendataan saat menemukan korban yang tewas dan korban yang meninggal. Sebab, hal itu membuat karang taruna desa lebih bekerja keras untuk mencari keluarga korban, apabila korban telah ditemukan.
"Sampai saat ini belum ada pendataan korban yang hilang, terus keluarga yang mencari anggota keluarganya yang hilang, korban yang ditemukan, itu sampai saat ini tidak ada," pungkasnya.
"Harapaan kita masalah pendataan itu harap diperhatikan pemerintah, karena kami di sini fokus berharap keluarga kami selamat dan hidup," ujarnya.
Sambungnya menjelaskan, untuk tempat tidur warga yang selamat dan luka-luka sampai saat ini masih tidur di tenda darurat yang didirikan oleh anggota karang taruna.
"Kalau tenda darurat ada disiagakan, hanya saja jauh dari tempat kami. Nah, kalau kami ke tenda tempat darurat ke sana semua, kami jadi nggak tau informasi yang di sini," pungkasnya.
Tenda Darurat untuk Korban Gempa di Cianjur, Jawa Barat.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengatakan masih ada 151 orang dari korban gempa Cianjur yang dinyatakan hilang.
“Tadi saya sebutkan masih ada 151 yang hilang apakah itu hanya datanya segitu atau nanti bertambah nanti akan disampaikan kemudian,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan persnya, Selasa (22/11/2022).
Suharyanto menambahkan bahwa tanggap darurat akan berakhir ketika semua korban sudah diidentifikasi.
“Syukur-syukur semuanya sudah ditemukan. Apabila nanti memang tidak ditemukan tapi ternyata sudah meninggal dunia itu pun sudah teridentifikasi memang hilang dan tidak ditemukan lagi,” tambah Suharyanto.
Suharyanto memastikan semua pihaknya berusaha semaksimal mungkin dalam mencari korban yang masih hilang.
“Semua korban ini diharapkan bisa ditemukan baik dalam kondisi selamat maupun kondisi meninggal dunia,” katanya.
Suharyanto mengatakan posko darurat setiap hari akan memulai kegiatan pada pukul 07.00 WIB.
“Kita masih tanggap darurat sehingga fokus kegiatan melaksanakan pencarian dan evakuasi korban itu prioritas,” katanya.
Sebelumnya, gempa bumi dengan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada Senin siang (21/11/2022) sekitar pukul 13.21 WIB dan mengakibatkan 268 orang meninggal dunia.
“Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268, sudah 122 korban yang telah berhasil teridentifikasi,” ujar Suharyanto.
Sementara untuk korban luka Suharyanto mengatakan sudah mencapai 1.083 orang.
“Luka-luka yang kami peroleh sampai sore ini sebanyak 1.083 orang, warga yang mengungsi ada 58.362 orang,” katanya.
“Kemudian kerugian materil. Kerugian materil rumah rusak berat dapat informasi sejumlah 6.570 unit kemudian rumah yang rusak sedang sejumlah 2.071 unit rumah yang rusak ringan ada 12.641 unit. Sisanya semuanya masih terus kita laksanakan pendataan,” kata Suharyanto. (tvone/aag)