- Istimewa/Instagram Laksamana Yudo Margono
Disebut-sebut Menggantikan Jenderal Andika Perkasa, Ini Sepak Terjang Laksamana Yudo Margono
Jakarta - Nama Laksamana Yudo Margono disebut-sebut menjadi penggantinya Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang akan berakhir pada Desember 2022 mendatang.
Bahkan, anggota Komisi I DPR RI, Rudianto Tjen menyebut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono paling layak menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Selain itu, politikus PDIP itu berharap jabatan Panglima TNI diisi dari matra Angkatan Laut (AL), tidak lagi dari matra Angkatan DARAT (AD).
"Ya mungkin ya (Yudo Margono). Sudah AD, masa AD lagi. Kalau bisa AL, memang kan harusnya AL. Terus kemudian kalau sesuai itu lagi ya mungkin Angkatan Udara (AU), baru AD lagi," jelas Rudi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
"Saya pikir beliau sangat mumpuni ya untuk menjadi Panglima. Beliau kan kalem, tegas, sistematis kerjanya. Oleh karena itu beliau paling layak lah," sambungnya.
Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono.
Tak hanya polikus saja, pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, juga menilai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono merupakan sosok yang paling tepat menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Connie menyebut untuk membangun kekuatan maritim yang mumpuni dengan visi kekuatan Tri Matra Terpadu, maka jabatan Panglima TNI harus berasal dari angkatan laut (AL).
"Jadi menurut saya harus Pak Yudo Margono karena bagaimanapun untuk bisa membangun kekuatan maritim yang mumpuni, dengan membangun kesatuan kekuatan Tri Matra Terpadu itu basic-nya harus dari angkatan laut," kata Connie kepada tvone, Sabtu (5/11/2022) lalu.
Lantas bagaimana sepak terjang Laksamana Yudo Margono, yang selama ini digadang-gadang menjadi Panglima TNI?
Berdasarkan data yang didapati tevonenews, Yudo Margono, merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1998, yang lahir di Madiun, 26 November 1965.
Lulus dari AAL, Laksamana Yudo Margono melanjutkan pendidikan meliterna ke sekolah Staf Komando AL dan lulus pada tahun 2003.
Tak sampai di situ saja, pada tahun 2011, dia melanjutkan sekolah di Staf Komando Tentara Nasional Indonesia. Bahkan, Laksamana Yudo Margono ini juga dikenal giat untuk belajar hingga menimbah ilmu, sehingga dia tidak hanya mengejar pendidikan meliter saja, melainkan pendidikan sipil.
Laksamana Yudo Margono lulus tahun 2013 dari S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Krisnadwipayana.Selain itu, dia juga menuntaskan Program Pendidikan Reguler Lembaga Ketahanan Nasional. Lalu, melanjutkan kembali pendidikan sipil dan lulus dari S-2 di universitas yang sama sewaktu strata satu pada 2015.
Foto Laksamana Yudo Margono
- Karier di Meliter
Laksamana Yudo Margono, nama ini dilingkungan meliter untuk kariernya sangat berprestasi dan memiliki karier cemerlang. Bayangkan saja, pada masal awal-awal sebagai TNI AL, Laksamana Yudo Margono sempat menjadi komandan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Pandrong-801, Komandan KRI Sutanto-877, dan Komandan KRI Ahmad Yani-351.
Namun pada tahun 2004 - 2008, Laksamana Yudo Margono menjabat sebagai Komandan Pangkalan Angkatan Laut Tual. Lalu, dia dirotasi dan memegang jabatan yang sama di Pangkalan Angkatan Laut Sorong pada 2008 - 2010.
Nah, pada tahun 2015 -2016, karier militer Yudo Margono mulai melejit, ketika dirinya ditunjuk menjadi Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I Belawan.
Lalu, dia juga sempat menjadi Kepala Staf Komando Armada RI Wilayah Barat pada 2016 - 2017. Sejak saat itu, Yudo Margono mulai menempati posisi-posisi strategis di lingkungan TNI, seperti Panglima Komando Lintas Laut Militer pada 2017 - 2018.
Tak hanya itu saja, pada 2018, dia manjabat sebagai Panglima Armada Barat. Kemudian jadi Panglima Armada I pada 2018 - 2019, hingga Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I pada 2019 - 2020.
Di saat tahun 2020 hingga sekarang, Yudo Margono menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut, di bawah pemerintahan Joko Widodo.
Sebelumnya diberitakan, anggota Komisi I DPR RI Rudianto Tjen menyebut Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono paling layak menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Politikus PDIP itu berharap jabatan Panglima TNI diisi dari matra Angkatan Laut (AL), tidak lagi dari matra Angkatan DARAT (AD).
"Ya mungkin ya [Yudo Margono]. Sudah AD, masa AD lagi. Kalau bisa AL, memang kan harusnya AL. Terus kemudian kalau sesuai itu lagi ya mungkin Angkatan Udara (AU), baru AD lagi," jelas Rudi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
"Saya pikir beliau sangat mumpuni ya untuk menjadi Panglima. Beliau kan kalem, tegas, sistematis kerjanya. Oleh karena itu beliau paling layak lah," sambungnya.
Menurut dia, aturan pemilihan Panglima TNI dengan bergiliran matra telah diatur dalam Pasal 13 Ayat 4 Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kendati demikian, penunjukan Panglima TNI itu adalah hak prerogatif presiden.
"Tetapi kadang-kadang presiden punya diskresi lah kalau sampai mungkin dua kali (giliran matra, baru kemudian AD). Semua kan hak dari prerogatif presiden," jelasnya.
Menurut Rudi, budaya matra bergiliran itu bagus diterapkan untuk menjaga stabilitas di badan TNI. (saa/put/aag)