- tim tvOne
Tapak Tilas Gus Dur, Yenny Temui Fakta Komoditas Papua Diminati Negara Tetangga
Papua – Yenny Wahid Direktur Wahid Foundation dan juga putri Almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) lakukan perjalanan ke lintas batas negara Republik Indonesia dengan Papua Nugini. Dalam perjalanan itu, Yenny menemukan fakta bahwa komoditas asal Papua diminati negara tetangga, menurut Yenny, ini adalah bukti bahwa kesejahteraan warga Papua telah meningkat.
Perjalanan Yenny kali ini adalah dalam rangka tapak tilas perjuangan Gus Dur di Papua. Kedatangan Putri Presiden keempat RI itu disambut oleh Yan Z Numberi, Kepala Administrator PLBN Skouw, Indonesia-Papua Nugini.
Dalam kunjungan itu, Yenny terkejut dengan fakta yang disampaikan Numberi bahwa terdapat banyak lalu lalang warga negara Papua Nugini, Vanuatu, dan sejumlah negara di sekitarnya yang membeli sejumlah komoditas barang dari Papua.
"Setiap harinya ada 1000 lebih orang dari Papua Nugini, Vanuatu, dan beberapa negara tetangga lainnya berbelanja ke sini," ungkap Numberi kepada Yenny.
Fakta tersebut menurut Yenny, menyangkal semua lontaran klaim dari Vanuatu di sidang istimewa PBB beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa Indonesia menelantarkan Papua.
Sebaliknya, masyarakat negara tersebut terbukti menggantungkan kebutuhan barangnya ke Papua.
"Kita tahu bahwa Vanuatu cukup kritis terhadap pemerintah Indonesia berkaitan dengan Papua. Akan tetapi, justru masyarakatnya berbelanja datang ke Indonesia," kata Yenny merespons penjelasan Zein N Numberi.
Di samping hal itu, pembangunan yang cukup pesat terlihat di beberapa kawasan di pos lintas batas antar Indonesia dengan Papua Nugini.
Yenny mengingatkan, jika terjadi masalah yang berhubungan dengan rakyat, hal tersebut harus diselesaikan dengan mengedepankan dialog seperti yang Gus Dur lakukan.
"Kalaupun ada masalah almarhum ayah saya (Gus Dur) mengingatkan untuk mengedepankan dialog. Teruslah kita berbicara dan berkomunikasi, jangan pakai kekerasan," kata Yenny.
Akhir-akhir ini, permasalahan Papua terkait ketimpangan pendidikan, ekonomi, hingga meningkatnya konflik antara pasukan saparatis bersenjata KKB dengan TNI Polri kembali muncul. Bagi Yenny, permasalahan tersebut tidak akan selesai jika terus-menerus menggunakan jalan kekerasan.(Put)