- Istimewa
Kisah Sukses Ilmuwan Penerima Matching Fund 2022, Pemilik Paten Teknologi Broadband
Selain itu dengan adanya program Matching Fund, insan perguruan tinggi juga lebih bergairah untuk mengembangkan risetnya lebih lanjut sehingga dapat berpeluang bermitra dengan industri.
Ia pun mengaku timnya kini jauh lebih memiliki semangat dan lebih fokus pada target pencapaian reka cipta yang sedang dijalankan.
“Di negara industri maju seperti Jepang, di mana pihak industri mengandalkan perguruan tinggi untuk riset dan pengembangan, para peneliti dapat fokus seratus persen pada riset fundamental sementara biaya produksi ditanggung oleh industri. Di Indonesia proporsinya berbeda dengan 80 persen riset fundamental dan 20 persen produk. Jadi, kehadiran Matching Fund ini sangatlah membantu kami untuk mewujudkan 20 persennya itu," imbuhnya.
Berbekal pengalaman kurang lebih selama delapan tahun mengenyam pendidikan magister dan doktoral di Jepang, Khoirul juga membagikan pengalaman ekosistem inovasi di negara industri maju seperti Jepang, dan bagaimana Indonesia bisa mulai mencontoh dan menerapkannya.
“Budaya dan ekosistem riset sangat maju di Jepang. Hubungan antara perguruan tinggi dan industri di sana amatlah erat. Jika industri sedang butuh suatu inovasi, mereka pasti “larinya” ke perguruan tinggi. Hal yang membuat saya takjub adalah industri di sana dapat dengan cepat dan tepat membuat produk perwujudan dari teori dan desain ilmuwan," tuturnya.
Ekosistem inovasi tersebut menurutnya dapat terjadi karena ada dorongan juga dari pemerintah.
Salah satu contohnya adalah kebijakan yang mewajibkan industri untuk menggandeng perguruan tinggi dalam menggarap proyek pemerintah.