Kuat Ma'ruf dalam persidangan kasus pembunuhan Brigadir J.
Sumber :
  • Kolase tvonenews.com

Malah Curhat, Kuat Maruf Bilang ke Ahli Psikologi Forensik: "Saya Sakit dengan Bahasa Itu, Ibuk"

Kamis, 22 Desember 2022 - 15:10 WIB

Jakarta – Kehadiran ahli psikologi forensik dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) membuat suasana persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Khususnya ketika dirinya membacakan hasil tes psikologi milik Kuat Maruf.

Diketahui ahli psikologi forensik yang bernama Reni Kusumawardhani tersebut mengatakan bahwa Kuat Maruf memiliki kecerdasan di bawah rata-rata orang seusianya.

Bahkan saat menyebutkan mengenai hasil tes milik Kuat Maruf, ahli psikologi meminta maaf terlebih dahulu pada Kuat Maruf.

“Saya harus menyampaikan ya, Pak. Mohon maaf ini bisa dibuka. Izin Pak Kuat,” sebut psikolog Forensik terhadap Kuat Maruf.


Kuat Maruf dalam persidangan (Kolase tim tvOnenews)

Namun alih-alih marah karena disebut memiliki kecerdasan di bawah rata-rata orang seusianya, Kuat Maruf justru balas berkelekar. Pada publik, sopir Ferdy Sambo tersebut mengatakan bahwa tidak masalah jika disebut memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.

“Mohon maaf ibu, kalau ibu menyimpulkan saya di bawah rata-rata, saya ikhlas, Bu,” ucap Kuat Maruf.

Namun dirinya justru ingin menanyakan perkara lain yakni apakah ia tipe orang pembohong atau tidak.

“Yang saya tanyakan saya ini tipe pembohong, apa yang tidak jujur apa gimana Ibuk? Soalnya akhir-akhir ini saya sering disebut pembohong dan tidak jujur, Ibuk. Dan saya sakit dengan bahasa itu, Ibuk,” ungkap Kuat Maruf.

Jawaban ahli psikologi forensik

Mendengar pertanyaan tersebut, ahli psikologi forensik dari Apsifor lantas menjelaskan bahwa memang pernah terjadi kebohongan. Namun sebenarnya Kuat Maruf telah mengakui kebohongan tersebut dan merevisinya, sehingga dibuatlah kesimpulan seperti yang telah disebutkan.

“Memang pernah terjadi kebohongan dan itu sudah diakui, kemudian direvisi, dan kemudian kami mengukur kredibilitas keterangan, Bapak,” ungkap ahli psikologi forensik.

Diketahui sebenarnya sikap Kuat Maruf tersebut karena kepatuhannya yang berlebih terhadap sang atasan.

“Sebetulnya karena kepatuhan yang sangat tinggi seperti itu dan ada situasi tidak tahu menahu berada dalam satu tempat dalam situasi seperti itu ya sehingga berada di tempat yang keliru ya Pak ya pada saat itu?” sebut psikolog forensik Reni Kusumowardhani sembari diiringi gelak tawa.

Masih mencoba meyakinkan diri, Kuat Maruf menanyakan ulang pada ahli psikologi forensik apakah dia aslinya orang yang jujur atau tidak.

“Terima kasih, Ibuk. Padahal aslinya jujur ya, Ibuk,” ungkap Kuat Maruf.

“Kami tidak bilang bohong Pak, ya. Tidak ada indikasi manipulatif,” ungkap Reni Kusumowardhani.

Selain Kuat Maruf dalam persidangan ini juga dibacakan hasil dari terdakwa lain seperti Putri Candrawathi, Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, dan Ricky Rizal Wibowo.

Ahli forensik meminta maaf

Sebelumnya, momen pertemuan Kuat Maruf dan ahli psikologi forensik Reni Kusumowardhani ini juga diwarnai dengan tawa. Pasalnya, ahli psikolog forensik diketahui sampai meminta maaf sebelum membacakan hasil tes psikologi milik Kuat Maruf. Hal ini sontak menimbulkan gelak tawa dari peserta sidang.

“Saya harus menyampaikan ya, Pak. Mohon maaf ini bisa dibuka. Izin Pak Kuat,” sebut psikolog Forensik terhadap Kuat Maruf.

Diketahui hasil tes psikologi menunjukkan bahwa Kuat Maruf cenderung lebih lambat untuk memahami informasi dan menyesuaikan diri dari tuntutan lingkungan. Namun Kuat Maruf tetap memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitarnya.

“Jadi lebih lambat di dalam memahami informasi dan menyesuaikan diri dari tuntutan lingkungan. Tetapi memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitarnya melalui nilai-nilai moral yang dia yakini dan melalui kebiasaan-kebiasaan yang dia alami,” ungkap psikolog forensik.

Bukan itu saja, psikolog forensik Rini Kusumowardhani juga mengatakan bahwa Kuat Maruf memiliki kecerdasan di bawah rata-rata.

“Kecerdasannya tergolong di bawah rata-rata dibandingkan populasi orang seusianya. Jadi Bapak Kuat Maruf ini agak lebih lambat dalam memahami informasi,” terang psikolog forensik.

Sementara itu, psikolog forensik juga menilai bahwa Kuat Maruf memiliki kepatuhan moral yang tergolong baik. Jaksa pun lantar bertanya pada psikolog mengenai kepatuhan Kuat Maruf terhadap otoritas.

Dalam kesempatan tersebut psikolog menjawab bahwa kepatuhan terhadap otorita yang dimiliki Kuat Maruf tergolong cukup tinggi.

“Jadi pada Bapak Kuat Maruf ini tidak mudah disugesti, kepatuhannya tinggi, tetapi tidak mudah disugesti. Dan dari hasil kepura-puraan tidak didapatkan kepura-puraan,” ungkap Rini Kusumowardhani. (Lsn)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:32
16:52
01:55
01:09
03:04
01:55
Viral