- Tim tvOne/ Muhammad Noer
Sudah Terlanjur Habisi Korban, Tapi Pelaku Pembunuhan Bocah di Makassar Tidak Jadi Jual Organ, Ternyata Karena ini
Jakarta – Kasus pembunuhan seorang bocah berusia 11 tahun di Makassar, Sulawesi Selatan, terus menuai perhatian publik. Polisi mengungkap fakta terbaru mengenai kasus pembunuhan ini di mana pelakunya ternyata tidak jadi menjual organ sang korban.
Terkait penjualan organ, diketahui motif pelaku menjalankan aksi pembunuhan tersebut karena ingin menjual organ korban. Pelaku yang berinisial AR (17) dan MF (14) ini ditangkap setelah ada laporan kehilangan dari orangtua korban dan rekaman kamera pengawas (CCTV).
Korban dalam kasus pembunuhan ini adalah Muh. Fadli Sadewa yang berusia 10 tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar. Korban mau mengikuti pelaku karena diiming-imingi uang sebesar Rp50.000.
Sementara itu, pihak keluarga menyebut Muh. Fadli Sadewa telah hilang sejak Minggu (8/1) sore dan dilaporkan sehari setelahnya pada Senin (9/1). Sedangkan peristiwa peringkusan pelaku dilakukan oleh anggota Polsek Panakkukang kurang dari 24 jam atau pada Selasa (10/1) subuh di rumahnya masing-masing.
Pelaku AR dalam keterangannya pada tim tvOne mengatakan bahwa motif pembunuhan yang dilakukannya ini semata-mata karena ingin kaya. Ia kerap membuka video-video YouTube yang menawarkan harga tinggi untuk organ tubuh manusia.
“Awalnya scroll-scroll YouTube, nemu video begitu. Satu ginjal bisa ratusan juta. Di situ mulai kepikiran kalau berhasil ini bisa kubelikan kakakku laptop sama bisa ngebantu bangun rumah,” ungkap AR dilansir dari kanal YouTube tvOnenews.
Organ tidak jadi diambil
Meski begitu, ternyata AR dan MF pada akhirnya tidak jadi mengambil organ dari korban meskipun sudah terlanjur membunuh. Pasalnya, kedua pelaku tersebut mengaku kebingungan mengenai letak dari ginjal dan jantung manusia.
Selain itu, orang yang mau ditemani bertransaksi organ juga tidak membalas pesan dari salah satu pelaku tersebut. Alhasil mau tidak mau pelaku memutar otak untuk membuang jasad korban.
Ketika peristiwa penangkapan terjadi, kedua pelaku lantas mengaku bahwa korban yang dibunuhnya dibuang di bawah jembatan di Jalan Inspeksi PAM Timur di sekitar Waduk Nipa-Nipa.
Bukan sindikat penjualan organ
Selain itu, Kombes Pol Budhi Haryanto juga mengatakan bahwa dua pelaku peristiwa pembunuhan ini bukanlah bagian dari sindikat penjualan organ manusia.
"Jadi ini bukan sindikat penjualan organ tubuh dan murni kasus pidana, pembunuhan berencana. Kedua pelaku akan mempertanggungjawabkan perbuatannya itu," sebut Kombes Pol Budhi Haryanto.
Dia menuturkan kedua pelaku akan dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan Undang Undang Perlindungan Anak.
Sementara itu Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan kasus penculikan dan pembunuhan anak yang diungkap kepolisian harus menjadi perhatian dan meminta semua orang tua maksimalkan program "Jagai Anakta".
"Saya sendiri kaget mendengar ada kasus penculikan anak di Makassar dan untungnya polisi sudah mengungkap kasusnya," ujarnya di Makassar, Selasa.
Danny -- sapaan akrab Ramdhan Pomanto mengatakan program "Jagai Anakta" sudah sejak lama sering dikampanyekan agar para orang tua dan lingkungan bisa saling menjaga satu sama lain.
Ia menuturkan program Jagai Anakta yang sudah dikampanyekan sejak periode pertamanya menjabat itu berawal dari banyaknya fenomena-fenomena yang menggerus moral anak-anak.
"Ini program kita dorong terus para orang tua untuk memperhatikan anak-anaknya, bukan saja pada pergaulannya melainkan kebiasaan atau tontonan yang bisa menggerus moral anak itu. Belum lagi bahaya seperti penculikan itu," katanya.
Danny pun meminta kepada aparat penegak hukum agar memberikan hukuman setimpal kepada para pelaku penculikan dan pembunuhan anak tersebut. (ant/ebs/lsn)