- Tim Tvonenews/Julio Trisaputra
Terdakwa OOJ Kasus Kematian Brigadir J Arif Rachman Arifin Menangis Saat Bacakan Pledoi Sembari Mengaku Gagal Jadi Anggota Polri
Jakarta - Eks Wakaden B Paminal Polri, Arif Rachman Arifin kembali menjalani sidang lanjutan obstruction of justice (OOJ) kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Kali ini sidang tersebut beragendakan pembacaan nota pembelaan atau pledoi oleh terdakwa Arif Rachman Arifin.
Saat membacakan sidang pledoi tersebut, Arif mengaku hanya dapat berdiam diri saat melakukan sejumlah aksi pedalangan penyidikan kasus kematian Brigadir J.
Karenanya ia mengaku kegagalan menjadi seorang anggota Polri saat menangani kasus kematian Brigadir J.
Hal tersebut disampaikan oleh Arif Rachman Arifin dengan dasar rasa takut kepada atasannya.
"Saya menyadari bahwa saya gagal mengatasi ketakutan saya. Saya salah telah membiarkan kekuatan yang tidak baik menekan mental saya dan mengancam menguasai akal sehat saya. Sehingga saya tidak melangkah maksimal dan saya hanya bisa memilih diam pada saat itu," katanya saat membacakan pledoi di depan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Selain mengakui rasa ketakutan, dirinya meminta maaf terhadap istri, anak, dan orang tuanya.
Bahkan, saat membacakan pledoi permintaan maaf tersebut Arif Rachman Arifin tak kuasa menahan tangisnya di depan Majelis Hakim PN Jaksel.
"Kepada para junior dan kawan satu angkatan mohon maaf jika saya mengecewakan dan belum mampu menjadi teladan yang baik. Mohon saya dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Arif Rachman Arifin selaku terdakwa obstruction of justice (OOJ) kasus kematian Brigadir J menjalani sidang tuntutan pada hari ini Jumat (27/1/2023) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).
Dalam sidang tuntutannya tersebut, eks Kaden B Biro Paminal Div Propam Polri tersebut dituntut menjalani hukuman satu tahun penjara oleh jaksa.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Arif Rachman Arifin dengan pidana 1 tahun penjara dikurangi masa tahanan dan perintah agar tetap ditahan," ungkap jaksa pada persidangan tersebut, Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Dalam sidang agenda tuntutan itu, Jaksa sekaligus melakukan pembacaan berupa hal-hal yang meringankan hukum terhadap terdakwa.
Salah satu poin meringankan bagi terdakwa yang dibacakan jaksa yakni adanya pengakuan melakukan perbuatan OOJ pengungkapan kasus kematian Brigadir J.
"Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya, terdakwa menyesali perbuatannya, terdakwa masih muda dan diharapkan dapat memperbaiki dirinya," kata Jaksa.
Diketahui, Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, Irfan Widyanto, Baiquni Wibowo, Chuck Putranto, Arif Rahman Arifin, beserta Ferdy Sambo didakwa secara bersama-sama melakukan tindak pidana merintangi penyidikan atau OOJ kasus pembunuhan Brigadir J.
Adapun pada dugaan kasus OOJ tersebut para terdakwa didakwa melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 subsidair Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau dakwaan kedua pasal 233 KUHP subsidair Pasal 221 ayat (1) ke 2 KUHP juncto pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP. (raa/ree)