- Tim tvOne - Ronaldo Bramantyo
Prihatin, Lebih Dari 27 Ribu Anak di Wonosobo Tak Bisa Sekolah
Wonosobo, Jawa Tengah - Terkendala letak geografis pegunungan dan kontur tanah yang relatif tidak rata menjadi salah satu penyebab Angka Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Wonosobo cukup tinggi.
Menurut data Bappeda Kabupaten Wonosobo dalam rapat tertutup yang diikuti lintas sektor dalam penanganan ATS di Wonosobo, menyebutkan terdapat sebanyak 27.181 anak usia 7 - 18 tahun di Kabupaten Wonosobo masuk dalam kategori belum pernah sekolah dan tidak sekolah lagi, hal tersebut tentunya perlu perhatian dan penanganan yang lebih serius.
Kepala Bidang Pemerintahan Sosial dan Budaya, Bappeda Wonosobo, Amin Purnadi, mengatakan untuk menekan tingginya Angka Tidak Sekolah (ATS) di Wonosobo, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah saatnya ikut mengangkat gagasan berupa
Program Mayo Sekolah.
Program Mayo Sekolah atau Ayo Sekolah ini memiliki visi yakni meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya yakni menangani anak tidak mau sekolah untuk kembali ke bangku pendidikan di sekolah.
"Kami mengajak seluruh OPD Di Kabupaten Wonosobo untuk turut membantu menekan tingginya ATS di Wonosobo, melalui Program Mayo Sekolah," terangnya saat rapat koordinasi lintas sektor, Senin 11/10/2021.
Dalam rapatnya, Amin Purnadi menegaskan selanjutnya akan melakukan upaya pemetaan data secara terpadu agar tidak terjadi tumpang tindih data, kemudian akan dilakukan tahapan rencana aksi daerah.
Menurut Kasubid Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, Sri Fatonah WI, tingginya Angka Tidak Sekolah (ATS) di Wonosobo diakibatkan letak geografis pegunungan dan kontur tanah yang relatif tidak rata sehingga anak sulit untuk
mengakses pendididikan.
"Masih ada desa atau dusun terpencil di Wonosobo dengan tingkat kesulitan beragam untuk mencapai sekolah terdekat, baik SD, SMP, dan SMA," katanya.
Dari data peta layanan transportasi dan sebaran SMP, tidak semua sekolah berada dijalur transportasi, sehingga jarak rumah dengan sekolah cukup jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki.
Menurutnya biaya tambahan transportasi seperti penggunaan ojek atau sepeda motor pribadi untuk anak usia sekolah, bisa menjadi salah satu beban tambahan untuk para orang tua.
Tingginya Angka Tidak Sekolah (ATS) berdampak pada rendahnya Rata-Rata Lama Sekolah (RTLS) Di Kabupaten Wonosobo, dari data tahun 2020 RTLS diKabupaten Wonosobo masih berada diangka 6,81 tahun, jauh dibawah RTLS Provinsi Jawa Tengah yang telah
berada diangka 7,69 pada tahun 2020.
"Di kawasan regional eks karisidenan kedu, Wonosobo berada poisis paling bawah sehingga diperlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak agar kondisi tersebut bisa segera diperbaiki," terangnya. (Ronaldo Bramantyo/Buz)