Ibu korban gagal ginjal akut pada anak, Yeti memegang foto anaknya, Rizki Fajar Pamungkas di PN Jakpus, Selasa (7/2/2023)..
Sumber :
  • Rika Pangesti/tvOnenews.com

Keluarga Korban Gagal Ginjal Akut Anak Minta Pemerintah Minta Maaf dan Akui Kesalahan

Selasa, 7 Februari 2023 - 23:25 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Orang tua korban kasus gagal ginjal akut pada anak meminta pemerintah meminta maaf kepada keluarga korban dan mengakui kesalahannya.

Yeti, seorang ibu dari korban Gangguan Ginjal Akut progresif Atipikal (GGAPA) mengaku tak banyak meminta kepada Pemerintah.
Dia mengatakan, dirinya hanya ingin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serta jajaran pemangku kebijakan terkait untuk mengungkap peristiwa yang sebenarnya terjadi.

"Harapan saya sih gak macam-macam, saya sih cuma minta dari BPOM, Menteri Kesehatan minta maaf lah sama keluarga korban," ucap Yeti saat ditemui tvOnenews.com, Selasa (7/2/2023).



"Namanya kita udah kehilangan anak, gak ada sama sekali minta maaf atau turut berbela sungkawa, turut berduka cita gak ada," imbuhnya.

Setelah kehilangan anak bungsunya dan melihat banyak nyawa anak-anak yang melayang akibat penyakit yang diderita sama dengan anaknya. Yeti meminta kepada pihak pemangku kebijakan yang memberikan izin atas beredarnya obat yang ia sebut beracun tersebut, mengungkap fakta yang sebenarnya terjadi.

"Saya pinginnya ngakuin lah, minta maaf udah gitu doang. Sekarang anak udah gak ada, gak mungkin dia mau balik lagi kan. gak mungkin," kata Yeti.

Yeti tak banyak berharap dari kehilangan nyawa anaknya. Dia mengaku ikhlas dengan takdir Tuhan yang diberikan padanya. Hanya saja ia menyayangkan banyaknya korban yang berjatuhan akibat lalainya Pemerintah dalam memberikan izin beredarnya obat beracun.

"Cuma itu aja saya sih harapannya, minta maaf udah gitu. Kalau saya sih ikhlas, namanya udah takdirnya," tukasnya.

Sebelumnya diberitakan, Muhammad Rizki Fajar Pamungkas (11), siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) asal Klender, Jakarta Timur yang menjadi korban gagal ginjal akut pada anak. Rizki kehilangan nyawanya pada 24 Oktober 2022 silam.

Ibu korban, Yeti (54) menjelaskan kronologi pengobatan Rizki mulai dari gejala lemas saat menjalani ujian di sekolah hingga nyawa anaknya tak tertolong.

Yeti mengatakan, kepergian Rizki begitu cepat, hanya dalam waktu tiga pekan dari  mulai gejala awal sakitnya.

Gejala awal 3 Oktober 2022

"Pertamanya anak saya tuh masih sekolah, lagi UTS dia lemes, terus saya bawa ke klinik 24 jam. Memang sebelumnya pernah sakit sih, panas batuk pilek gitu, dibawa ke klinik 24 jam dikasih minum obat sirop sama puyer," jelas Yeti kepada tvonenews.com saat ditemui usai sidang gugatan Class Action Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (7/2/2023).

"Udah sehat, sekolah UTS tuh Senin sampai Jumat, udah selesai," sambungnya.

Kemudian, 10 Oktober 2022, kata Yeti, pada hari seninnya Rizki merasa lemas lagi.

"Lemas lagi saya bawa ke rumah sakit Hermina Jatinegara, terus dari situ langsung masuk UGD, langsung malamnya masuk ke rumah picu, udah tuh gak pulang lagi," kata Yeti.

"Lima hari di Hermina (Hingga 15 Oktober 2022) dikasih tahu kalau anak saya gagal ginjal akut," imbuhnya.

Dia menyebut, karena anaknya divonis gagal ginjal akut, maka Rizki dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo agar dapat dilakukan cuci darah. (rpi/muu)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:20
01:37
02:13
02:08
01:38
02:17
Viral