- Kolase tvOnenews.com
Seksolog Zoya Amirin Ungkap Kekhawatiran Ini Soal ibu Muda Cabuli Belasan Anak di Jambi
Jambi, tvOnenews.com - Kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh YS (Yunita Sari) masih jadi sorotan publik. Salah satunya, Seksolog Zoya Amirin ungkap kekhawatiran ini soal ibu muda cabuli belasan anak di Jambi, Sabtu (11/2/2023).
Ibu muda tersangka pelecehan seksual terhadap belasan anak di bawah umur di Jambi tengah menjadi buah bibir masyarakat.
Diketahui ibu muda Jambi itu menargetkan anak-anak yang tengah bermain rental PlayStation miliknya.
Korban dari pelecehan seksual ibu muda itu melibatkan 10 anak laki-laki dan 7 anak perempuan.
Seksolog Zoya Amirin ungkap kekhawatiran ini soal ibu muda cabuli belasan anak di Jambi.
Terkait hal tersebut, Zoya Amirin selaku seorang seksolog memberi tanggapan, dari kriteria dan perilaku pelaku seksolog menduga sang pelaku melakukan aksinya dikarenakan memiliki penyimpangan seksual yang tidak pada umumnya.
Seksolog Zoya Amirin saat hadir sebagai narasumber di Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne. (kolase tvOnenews.com)
Pelaku diduga mengidap permasalah seksual yang sering disebut dengan istilah eksibisionis
Gangguan eksibisionis adalah suatu kondisi yang ditandai oleh dorongan, fantasi, atau tindakan mengekspos alat kelamin seseorang, kepada orang yang tidak menginginkannya, terutama orang asing.
Namun, pada umumnya penyimpangan ini dialami oleh para laki-laki. Maka dari itu, kasus ibu muda Jambi ini menjadi kasus yang langka di Indonesia.
Adapun segala kriteria dan ciri-ciri pelaku yang mengidentifikasi penyimpangan seksual tersebut.
Zoya Amirin ungkap dugaan terkait Ibu Muda (Yunita Sari) yang melecehkan 17 anak di Jambi, kecenderungan terindikasi yang disebut Parafilia Non Eksklusif yang juga ada indikasi eksibisionis-nya.
"Dimana seorang parafilia non eksklusif, bukan hanya terangsang pada anak kecil yang belum puber, biasanya tuh mentok masa-masa puber," ujarnya.
Zoya menjelaskan bahwa anak masa puber secara hukum adalah umur 18 tahun ke bawah, sedangkan dalam sisi psikologi yang disebut anak itu yang belum menstruasi atau belum mimpi basah.
"Pedofilia non eksklusif itu adalah seorang individu yang punya kemungkinan juga bisa menikah. Justru yang menarik disini hampir sebagian besar sebenarnya pelaku pedofilia itu laki-laki. Di dunia ini langka sekali yang perempuan juga," ungkap Zoya Amirin.
Kolase foto korban dan foto pelaku (Yunita Sari) pencabulan terhadap anak-anak.
Kemudian, Zoya Amirin menuturkan bahwa ini adalah kasus yang langka di dunia, serta tambahnnya lagi adalah usai sang pelaku masih 25 tahun.
"Ketakutan saya sebagai seksolog, kalau dia pada usia 25 tahun bisa melecehkan 17 anak. Saya justru khawatir ini bukanlah sesuatu yang baru dimulai baru-baru saja," ucapnya.
"Pasti sudah cukup lama, karena pemicunya itu nggak mungkin baru satu dua terus tiba-tiba langsung sebanyak ini. Biasanya ada percobaan kecil dulu terhadap orang-orang yang relatih lemah," katanya.
Host Apa Kabar Indonesia Pagi menanyakan soal target pelaku apakah lebih cenderung ke anak laki-laki atau perempuan.
Zoya mengungkapkan bahwa target bisa menyasar ke anak laki-laki dan perempuan dengan menyebutkan dua kasus pedofilia di Indonesia yakni kasus Babeh yang menyodomi 25 anak jalan dan kasus pelecehan seksual di JIS (Jakarta International School).
"Biasanya pedofil itu ada yang memilih, tapi rata-rata sih laki-laki atau perempuan selama itu masih anak-anak. Kalau kita ingat pedofil eksklusif itu kasus Babe, kalau ada yang memilih khusus anak laki-laki mungkin kasus JIS, ada banyak kasus pelecehan yang laki-laki atau perempuan anak-anaknya." tutupnya.
Sekedar informasi, Yunita Sari kini sudah ditetapkan tersangka oleh polisi atas dugaan melakukan aksi pencabulan terhadap 17 anak di bawah umur. (ind)