- Istimewa
Jokowi-Surya Paloh di Istana, Apa Maknanya?
AHY meski didukung oleh SBY yang berasal dari pacitan, bukanlah sosok ideal tersebut. Elektabilitas AHY dan partai Demokrat di Jawa Timur yang masih rendah dibanding partai lainnya, menunjukkan otot politik SBY tidak terlalu mapan di Jawa Timur.
Figur AHY sebagai ketua umum partai, meski dipandang sebagai kelebihan, justru di dalam keluarga besar koalisi perubahan, status ketua umum yang maju sebagai cawapres akan mengganggu keseimbangan koalisi.
Anies Baswedan adalah tokoh non parpol yang tidak mewakili Nasdem dan PKS. Tentu kalau AHY dimajukan sebagai cawapres, partai Demokratlah yang akan mendulang keuntungan lebih besar dibanding Nasdem dan PKS. Sehingga idealnya cawapres yang dimajukan mendampingi Anies Baswedan adalah tokoh dari non-parpol juga.
Itu sebabnya, belakangan muncul nama Yenny Wahid. putri Almarhum Gusdur, tokoh non-Parpol namun sangat organik di jejaring NU yang memiliki otot politik di Jawa Timur. Yenny juga dikenal sebagai tokoh NU yang relatif lebih diterima di kelompok minoritas.
Bagi PKS yang selama ini terkesan sulit masuk di kelompok NU, akan sangat terbantu jika yang dimajukan adalah sosok Yenny Wahid. Kehadiran Yenny Wahid bersama PKS, akan membuat PKS dapat lebih diterima di segmen pemilih NU khususnya di Jawa Timur.
Itu sebabnya, deklarasi AHY yang tak kunjung jadi sebagai cawapres poros perubahan, bukan soal tentang waktu. Soal sebenernya karena memang masih ada tokoh lain yang lebih ideal untuk melengkapi kelemahan Anies Baswedan.
Pilihan Nasdem untuk terus mendorong Yenny Wahid dan menolak AHY tentu beresiko pada pamitnya Demokrat yang berakibat bubarnya koalisi perubahan.