Kolase Foto - Wapemred tvonenews.com Ecep S Yasa, background sketsa Karaeng Patingalong.
Sumber :
  • tim tvonenews

Membayangkan Republik

Senin, 24 Juli 2023 - 09:13 WIB

Mereka justru merasa dekat dengan Jawa pesisir, Tegal, Pekalongan, Brebes, Tuban, Demak. Saya merasakan ada Jawa yang lain, Jawa yang terbuka, egaliter, kosmopolit. 
 
Kita juga ingat, budayawan Rendra pernah menyebut kebudayaan Jawa di “pusatnya” sebagai “kasur tua”, feodal, mandeg dan tak sesuai lagi dengan pertumbuhan pribadi dan pergaulan kreatif.

“Mereka hanya paham tradisi Jawa Baru, yaitu tradisi-tradisi kebudayaan raja-raja boneka dan bupati-bupati angkatan yang berjiwa feodal, tetapi tidak punya darah Aristokrat. Mereka anggap tradisi kebudayaan Jawa Baru itu pusaka leluhur, padahal paling jauh itu dari permulaan abad delapan belas,” gugat Rendra dalam buku Mempertimbangkan Tradisi.

Tidak bisa tidak agaknya afirmasi politik Indonesia pada kerajaan Jawa pedalaman yang tertutup, Despotis dan Absolut harus diganti dengan bacaan ulang pada kebudayaan kerajaan pesisir yang pernah berjaya di Nusantara. 

(Dok. Pidato pertama Joko Widodo sebagai Presiden pada 20 Oktober 2014, di atas sebuah kapal di pesisir Jakarta. Sumber: ANTARA)

Pada pidato pertamanya sebagai Presiden pada 20 Oktober 2014, di atas sebuah kapal di pesisir Jakarta, Jokowi pernah mengatakan, “Kita sudah lama memunggungi lautan”. Sayang hingga tinggal setahun setengah jabatan Presidennya akan berakhir, praktek kekuasaan Jokowi tetap memungungi lautan. 

Kita perlu lagi menghidupkan Karaeng Patengalong di Makassar di Abad 17 yang membuktikan bisa membangun kerajaan Tallo di pesisir pantai yang maju, makmur dan terbuka pada semua pengaruh baik dari luar. 

Bandar-bandarnya tak kalah sibuk dengan pelabuhan dagang di Eropa. Warga berbagai bangsa menghuni kota pesisir itu. 

Berita Terkait :
1 2
3
4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral