Moh Ramli, Wartawan dan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA.
Sumber :
  • Moh Ramli

Aku Hanya Ingin Mati di Indonesia

Selasa, 25 Juli 2023 - 07:13 WIB

tvOnenews.com - Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengungkapan, selama rentang waktu tahun 2019-2022, sebanyak 3.921 Warga Negara Indonesia (WNI) memilih mengganti kewarganegaraan Singapura

WNI yang mengganti kewarganegaraannya itu ada dalam kelompok usia 25-35 tahun. Kemungkinan besarnya, di luar rentang tahun 2019-2022 tersebut, jumlah WNI yang pindah ke Singapura atau ke negara lain, jumlahnya lebih dari data yang sudah dipaparkan oleh Kemenkumham tersebut. 

Beberapa pakar menyebut alasan soal penyebab kepindahan mereka. Antara lain yakni lantaran adanya faktor penarik dan pendorong. Faktor penarik karena negara berjuluk Kota Singa itu adalah negara yang jauh lebih maju, tertata, terkenal memiliki disiplin yang tinggi, dan penghasilan yang mereka dapatkan jauh lebih tinggi. Sementara untuk faktor pendorongnya yaitu karena adanya kesempatan berkarier, serta dinilai bisa menjalani kehidupan yang lebih baik.

Dengan segala alasan itu, atau bahkan alasan-alasan lainnya, jika ada yang bertanya? Bagaimana dengan saya? Saya jawab: tidak. Seberapapun menggiurkannya hidup di tanah orang, seberapapun hati patah nan kecewa berkali-kali karena para politikusnya yang tak kunjung dewasa, sekalipun korupsi terus menggila, saya tidak akan memilih jalan hidup seperti mereka yang pindah ke Singapura.

Jika boleh berdoa dengan nada paksa kepada Tuhan, saya ingin mengatakan pada-Nya: saya lahir di Indonesia, pun matikan saya dengan pelukan tanah Indonesia jua.

Dengan fenomena yang mengernyitkan dahi itu, saya lebih sepakat pada penyataan Bahlil Lahadalia. Menteri Investasi/Kepala BKPM itu justru mempertanyakan soal nasionalisme mereka kepada Indonesia. Menurutnya, Indonesia adalah negeri bersejarah panjang. Kemerdekaan Indonesia pun direbut melalui perjuangan yang tak mudah.

"Tapi kalau temen-temen muda menurut saya kalau merasa nyaman di negara orang kemudian pindah saya mempertanyakan mohon maaf, rasa kebangsaan dan nasionalisme dalam memiliki bangsa ini," kata dia dalam konferensi pers Jumat, 21 Juli 2023. 

Apa dampak kepindahan mereka itu terhadap Indonesia? Sejauh yang saya pikirkan, rasanya jelas tidak ada. Oleh karenanya, biarkan mereka meninggalkan Negeri Pertiwi, apalagi mereka yang tak jelas dan tak punyak kontribusi.

Toh, hatinya juga sudah tak ada rasa cinta pada tanah airnya sendiri. Untuk apa dipertahankan. Justru menurut saya, merekalah yang rugi, menceraikan negara indah nan elok.

"Indonesia serpihan potongan surga yang diturunkan oleh Allah di bumi,” demikian ucap Prof. Dr. Syekh Mahmud Syaltut, Rektor Universitas Al Azhar Mesir pada masa 1958 hingga 1963. (dikisahkan oleh D. Zawawi Imron di Haul Gus Dur tahun 2015, Jombang). Ini sebagai kesaksian dari pihak eksternal bahwa Indonesia memang negara yang begitu luar biasa.

Saya sangat meyakini, bagi mereka-mereka yang tak memiliki alasan-alasan kuat kepindahannya ke negara lain, suatu saat mereka akan kembali pulang ke Indonesia. Mereka akan menyesali kepindahannya ke Singapura.

Mereka akan mengutuk dirinya sendiri karena pikiran pendeknya itu. Dan mereka akhirnya akan sadar, bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara terbaik yang pernah mereka kenal di dunia. Hanya di Indonesia-lah, hati mereka bisa damai, tenang nan tentram. 

Kawan, bagi saya, berwarganegara Indonesia ini bukan soal tempat dan pendapatan, tapi ini soal utang sejarah. Indonesia hadir bukan lewat kenyamanan, Indonesia berdiri tegak karena ada perjuangan keras, perjuangan ikhlas yang menguras darah dan air mata.

Jika adagium pendiri Muhammadiyah Kiai Ahmad Dahlan menyatakan: hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah. Maka, saya sebagai anak bangsa juga mengatakan: hidup-hidupilah Indonesia, jangan mencari hidup di Indonesia.

Artinya apa? Sebagai penerus para pahlawan-pahlawan kemerdekaan, sejatinya kita tak hanya bicara berbusa-busa, menuntut hak-hak kita sebagai warga negara. Melainkan terus bertanya, tuntut diri sendiri, apa sebenarnya kontribusi kita pada Indonesia.

Karya-karya apa yang sudah kita persembahkan untuk negara kita. Hal kecil dan besar apa yang sudah kita berikan pada negara tercinta kita. Lebih-lebih bisa mengharumkan namanya di kanca dunia.

Saya ingin mengutip sepotong puisi karya Sastrawan D. Zawawi Imron berjudul: Tanah Sajadah.

Kita minum air Indonesia menjadi darah kita

Kita makan buah-buahan dan beras Indonesia menjadi daging kita

Kita menghirup udara Indonesia menjadi napas kita

Satu saat nanti kalau kita mati, kita akan tidur pulas dalam pelukan bumi Indonesia

Daging kita yang hancur, akan menyatu dengan harumnya bumi Indonesia

Mengakhiri tulisan pendek ini, doaku Tuhan: Aku hanya ingin tua dan mati di Indonesia tercinta, bukan di negara orang lain, termasuk di Singapura. Amin.

Oleh: Moh Ramli, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:33
07:01
06:26
01:11
02:39
02:22
Viral