Kolase Foto - Wapemred tvonenews.com Ecep S Yasa, background billboard Xiaoping..
Sumber :
  • tim tvonenews

Belajar dari China

Senin, 30 Oktober 2023 - 13:01 WIB

Melawan pekatnya dingin, dalam usia yang uzur ia berbicara pada massa rakyat yang mengeluhkan birokratisasi, kader kader partai yang lamban dalam bekerja. Sebelum kongres ke 14 Partai Komunis China Deng mengeluarkan fatwa yang mengejutkan seluruh pemimpin partai di Beijing: 

“Perkembangan ekonomi China janganlah seperti wanita berkaki kecil yang melanggak lenggok.”

(Baliho tokoh China, Deng Xiaoping. Sumber: Wikipedia)

Fatwa ini kita kenal sebagai awal mula reformasi ekonomi. China lalu mengalami ‘gaige’, ‘kaifang’ hampir di semua bidang. Pada era 1980-an China sangat aktif mengetuk pintu pintu negara negara negara lain untuk berinvestasi, mengajak lembaga lembaga finansial dunia masuk,  merayu perusahaan-perusahaan multinasional membangun pabrik pabrik di China.  Kita ingat slogan Deng: 

“Saya tak peduli kucing hitam atau putih, yang terpenting bisa menangkap tikus.”

Memang transformasi itu bukan tanpa gejolak. Pada 1989 salah satu unjuk rasa mahasiswa terbesar di China pecah. Ribuan pemuda dan mahasiswa yang meminta demokrasi diberikan sepenuhnya, birokratisasi dan korupsi yang membelit pejabat diberantas. Mereka berkumpul di depan pintu Gerbang Kedamaian Surga di Lapangan Tian Anmen, tapi tak mendapat respon apapun dari penguasa Partai Komunis China.

Li Peng justru mengirim tentara menembaki pengunjuk rasa, tank tank dikerahkan menggilas demonstran yang disebut sebagai perusuh “kontrarevolusioner’. Ratusan mahasiswa gugur, sisanya melarikan diri, berdiaspora ke banyak negara. Dunia menganggap peristiwa ini sebagai salah satu tragedi kemanusian terburuk dalam sejah China.

Berita Terkait :
1 2
3
4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:22
03:02
00:54
01:35
02:15
06:15
Viral