- ist
Overview Ekonomi Nasional Menjelang Pemilu 2024
Penguatan nilai tukar USD terhadap Rupiah disebabkan oleh kenaikan tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed. Bagaimana terjadinya?
Di Amerika pada masa Pandemi terjadi peningkatan saving masyarakat karena terjadi penurunan yang cukup tajam pada tingkat konsumsi dan investasi. Kemudian, pada pasca Pandemi terjadi pent-up demand atau permintaan yang tertunda. Artinya, terjadi peningkatan permintaan yang tinggi, tapi dilain pihak pertumbuhan produksi belum dapat mengimbanginya. Akibatnya, demand lebih tinggi daripada supply dan harga meningkat dengan tajam. Hal ini, mendorong peningkatan inflasi. Agar terjadi penurunan demand, mau tidak mau The Fed harus meningkatkan suku bunga.
Situasi itu, memberikan pengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap USD. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa para investor kecenderungannya akan memindahkan investasinya dari Indonesia ke Amerika. Sehingga terjadi capital outflow. Akibatnya, supply USD berkurang. Hal inilah yang menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami penurunan. Maka kemudian muncul pertanyaan: "Bagaimana implikasi situasi itu terhadap pertumbuhan ekonomi nasional ?"
Kalau dilihat dari kontribusi ekspor kita terhadap PDB kurang lebih sebesar 25%. Artinya, ketergantungan pertumbuhan ekonomi nasional kita masih rendah terhadap ekonomi global. Dan, kita bertumpu pada permintaan pasar domestik. Akibatnya, situasi yang dijelaskan diatas, tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kita. Disisi lain, jika terjadi pertumbuhan ekonomi global, maka hal ini pun tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Situasi itu, seharusnya BI mengambil langkah pengetatan kebijakan moneter dengan menaikan tingkat suku bunga untuk mencegah terjadinya capital outflow. Disisi lain, kebijakan ini juga memberikan dampak terhadap penurunan investasi dan konsumsi.
Oleh karena itu, pada situasi ini pemerintah harus mengambil langkah melalui kebijakan fiskal dengan meningkatan belanja pemerintah melalui APBN yaitu pembiayaan pembangunan infrastruktur, pembiayaan jaringan pengaman sosial (BLT, pembagian sembako, dll). Dengan cara inilah, akan mendorong permintaan dan kegiatan produksi maupun konsumsi masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi kita akan masih terjaga dengan baik.
Yang menjadi persoalan sebagian pengamat dan elit yang tidak sejalan dengan pemerintah adalah; momentum ini berbarengan dengan pemilu, yang mana berkembang isu politik dinasti, penguasa masih berusaha melanjutkan kekuasaannya yaitu Presiden Jokowi ke Prabowo Gibran (anak sulung Jokowi). Mereka menaruh curiga bahwa kebijkan fiskal tsb akan disalahgunakan. Menurut saya, tidak perlu berlebihan yang penting semua pihak mengawasinya sehingga pemilu nanti tetap berjalan baik dan LUBER.