- Dok.Pribadi
Melestarikan Keris, Merawat Kebudayaan
Padepokan ini memiliki berbagai macam koleksi keris dari seluruh penjuru daerah di Indonesia. Salah satunya juga keris yang dipulangkan oleh Pak Basuki dari Jerman.
Keris itu dimiliki oleh seseorang di Jerman, setelah beliau meninggal, istrinya pun melelangkan keris tersebut agar seseorang dapat merawat kerisnya dengan baik.
Padepokan Keris Brojobuwono dibangun pada tahun 1999, namun baru diresmikan pada tahun 2012.
Basuki Teguh Yuwono, adalah pendiri museum dan padepokan Brojobuwono yang juga merupakan dosen di Kampus Institut Seni Indonesia Surakarta prodi Keris.
Basuki mendirikan museum dan padepokan ini karena kecintaannya terhadap senjata tradisional khususnya keris dan ia berkeinginan kuat untuk melestarikan dunia seni tempa di Indonesia.
Tempatnya bagus dan tertata rapi dengan sentuhan khas jawa dan Bali. Gak ada kesam "suram" yang biasa membayangi saat kita membayangkan kata "museum".
Disini banyak koleksi keris yang dirawat dengan baik, bahkan diberi keterangan yang jelas.
"Di depan ada meja berisi buku-buku tentang keris dan tulisan-tulisan akademik yang sangat berbobot. Koleksi keris di dalam bangunan dipajang dengan rapi dalam etalase kaca,” ujar salah satu pengunjung Padepokan.
Di dalam Padepokan Brojobuwono ini juga terdapat sebuah goa buatan yang berisikan fosil-fosil, beberapa fosil adalah hasil penemuan dan beberapa diantaranya adalah fosil yang dibeli oleh Pak Basuki.