- tim tvonenews
Debat Capres
Publik Amerika Serikat kontan bergeser ketika media massa menyoroti kemungkinkan Palin menggantikan McCain yang saat itu berusia 72 tahun. Jarak Palin menggantikan McCain seandainya mereka terpilih sangat dekat.
Namun latar belakang Palin hanya sebagai eks Gubernur Alaska, negara bagian yang tak seluas dan seheterogen negara bagian lain di Amerika Serikat, jadi perdebatan tajam di masyarakat. Sementara kita tahu lawan McCain, Obama sangat muda, energik—kerap berlari untuk menuju panggung debat. Saat itu Obama unggul telak dari McCain.
Percayalah, kisah di Amerika Serikat itu tak akan terjadi di Indonesia. Di sini orang mendukung jagonya seperti ia beriman pada perintah Tuhan. Namun, bagi para pemandu sorak, baik di dalam gedung KPU maupun di luar ---termasuk cawapres yang dengan sangat bersemangat harus berdiri dari kursi dan mengangkat tangannya berkali kali meminta pendukungnya terus memberikan semangat ---ada baiknya disimak tulisan Ariel Heryanto belum lama ini.
Cendekiawan yang telah malang melintang mengajar di kampus kampus terpandang di berbagai negara ini menyebut Indonesia tak akan banyak berubah dari dan lewat pemilu. Tak pernah ada pemilu lebih dari 50 tahun terakhir di Indonesia (paling tidak sejak Orde Baru) yang membawa perubahan besar di negeri Indonesia.
Menurut Ariel lagi, Indonesia mengalami perubahan, dalam artian ada struktur yang berubah secara mendasar hanya terjadi dua kali, dan itupun hasil pertemuan gejolak dari dalam dan dari luar.
Pertama, adalah revolusi kemerdekaan hasil dari gelombang semangat dekolonisasi di bangsa bangsa Asia dan Afrika juga adanya Perang Dunia II yang mempercepat proses pembebasan nasional bangsa bangsa, termasuk Indonesia.