Pojok KC - Terbang Tinggi Garuda Muda.
Sumber :
  • tim tvonenews

Terbang Tinggi Garuda Muda!

Senin, 29 April 2024 - 10:37 WIB

SEBAGAI pewarta saya hidup dalam kepungan peristiwa peristiwa. Ada peristiwa-peristiwa biasa, yang segera akan hilang dari ingatan publik. Peristiwa yang sifatnya sehari, kabar yang hanya akan datang dan pergi begitu saja. 

Peristiwa manuver elit politik setelah Mahkamah Konstitusi  mengetuk putusan atas perselisihan Hasil Pemilu 2024 pekan lalu misalnya adalah peristiwa yang bersifat berita sehari. Ia akan segera hilang dari ingatan publik. Dibaca, setelah itu dilupakan. 

Namun, ada peristiwa yang sifatnya bersejarah. Ia merupakan capaian bangsa yang belum tentu terulang dalam kurun seratus tahun ke depan. Peristiwa yang akan dikenang dalam ingatan kolektif seluruh warga bangsa, diulang ulang diceritakan sebagai epos heroik yang membanggakan. 

Kisah perjuangan Timnas Indonesia U-23 di babak perempat final Piala Asia U-23 di Qatar, Jumat (26/04/2024) ketika menaklukan raksasa sepak bola Asia, Korea Selatan lewat drama adu pinalti yang dramatis adalah peristiwa bersejarah yang belum tentu bakal berulang seratus tahun sekali. 

Ketika menyaksikan drama itu selesai, entah kenapa mata saya tiba tiba menghangat. Apalagi ketika lagu-lagu nasional, seperti Indonesia Raya atau Tanah Airku dinyanyikan bersama dengan gagah oleh pemain dan supporter yang terus menerus bersorak hingga akhir laga.

Saya benar-benar merasa jadi bagian sebuah bangsa yang tengah berikhtiar menciptakan sejarah baru di lapangan hijau. 

Belum pernah terjadi timnas Indonesia meruntuhkan kedigjayaan sejumlah raksasa sepak bola dalam sebuah event sekaligus. Pada Piala Asia U-23, Garuda Muda mengkandaskan Korea Selatan, Australia, Yordania, negeri-negeri langganan olimpiade. Lebih dari itu, Indonesia mematahkan catatan sembilan kali secara beruntun (sejak 1988) Korea Selatan lolos ke olimpiade.  

Laman olah raga berpengaruh dari Amerika Serikat, ESPN menilai kiprah Indonesia sebagai debutan dalam Piala Asia 2024 sangat spesial. 

“Capaian Indonesia sebagai debutan sangat spesial. Mereka mengalahkan Korea Selatan, tim raksasa benua Asia yang telah sembilan kali beruntun lolos ke Olimpiade sejak 1988,” tulis ESPN. 

Sejumlah media asing juga menyebut “kejutan” Indonesia mirip dengan Maroko yang tak diduga mampu melaju ke semifinal Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar. Seperti Indonesia, Maroko menyudahi negeri-negeri kampiun dalam sepak bola, seperti Belgia, Spanyol dan Portugal.

Yang paling terasa berbeda, STY mengenalkan Indonesia pada sepak bola modern. Strategi itu adalah memainkan skema 3 bek dan dua sayap yang bisa bertransformasi menjadi 5 bek sejajar.

Saat mengjungkalkan Australia, Yordania dan Korea Selatan, anak asuh Shin Tae-yong nyaman dan lihai dengan permainan bola-bola pendek dari kaki ke kaki, membangun transisi dari bawah, menusuk dari sayap, serta menciptakan pertahanan yang kuat di lini tengah.

Dengan racikan Sang Rubah, timnas Indonesia hampir bisa menguasai semua lini: mengembangkan permainan menyerang lewat sayap, mengatur serangan dari lini tengah dan menyolidkan lini pertahanan. Dengan formasi 3-2-4-1 tersebut, hasil statistik pertandingan saat melawan Korea Selatan membuktikan  Marselino Ferdinan dkk mendominasi penguasaan bola sebesar 53 persen.

Dengan penampilan yang konsisten, saya yakin Timnas U-23 ini bisa berlaga di ajang olimpiade Paris pada Juli 2024 mendatang. Apalagi, pintu sudah terbuka sangat lebar: tinggal berhadapan dengan Uzbekistan di Stadion Abdullah bin Khalifah pada Senin (29/4/2024). Kita bisa optimis, empat kali bertanding di stadion itu, Garuda Muda belum pernah terkalahkan. 

Shin Tae-yong sendiri tak lagi memasalahkan siapa pun lawan timnas.  Ia punya kenangan indah di Qatar. “Sepak bola Indonesia dalam jalan kebangkitan. Siapapun lawan di semifinal kami bisa menyajikan laga yang kompetitif,” ujar  Shin Tae-yong.

Pemain juga berjanji akan memberikan penampilan terbaiknya di laga-laga pamungkas selanjutnya. “Target kami adalah juara. Kami akan berusaha keras,” ujar Ernando Ari, sang kipper Indonesia. 

Apresiasi harus diberikan pada Ernando. Selain berhasil mengeksekusi pinalti dengan sempurna, ia juga menepis dua bola sepakan pinalti dua pemain Korea Selatan. 

Kalau pun gagal, Garuda Muda masih bisa lolos jika memenangi duel perebutan peringkat ketiga terbaik pada Kamis (2/5/2024). Skenario terburuk, kita masih bisa tampil di olimpiade lewat play off intercontinental, melawan wakil Afrika, Guinea pada 9 Mei 2024 mendatang di Perancis. 

Demikian, dalam cakrawala yang lebih luas, keberhasilan Timnas U-23 adalah potret bonus demografi yang sedang dialami Indonesia. 

Indonesia Emas terjadi ketika pemuda tampil jadi penopang utama arah kemudi bangsa. Pemuda bermental baja seperti Rizky Ridho dan kawan-kawan dan perjuangannya di lapangan sepak bola seperti mewujudkan mimpi Indonesia Emas. 

Saya kira, strategi STY “memotong satu generasi” untuk mempercepat Indonesia Emas haruslah dicontoh pemimpin kita pada bidang bidang lain. Kita tahu, selama kepemimpinannya ia tak pernah membedakan secara tegas antara pemain timnas A dan timnas berdasarkan kelompok umur.
 
Shin Tae-yong juga dengan berani merekrut pemain-pemain muda yang memiliki keterampilan ke timnas A. Ini pada gilirannya menciptakan tim yang bisa kompetitif dalam jangka panjang. Saat ini, setidaknya ada 14 pemain dalam skuad Timnas U23 Indonesia yang pernah bermain di level senior. Minimal satu pertandingan. 

Tentu kredit juga harus dicatatkan pada ketua federasi: Erick Thohir. Ia begitu spartan mencari pemain untuk dinaturalisasi.

Tak hanya itu, Erick konsisten menegakan tiga aturan yang sudah ia buat. Pertama, setiap klub wajib memainkan pemain U-23. Kedua, pelatih klub harus menandatangani komitmen untuk melepas pemain ke Timnas Indonesia. Ketiga, keamanan harus diterapkan dengan ketat oleh masing-masing klub.

Erick, misalnya juga menyurati dan melobi klub-klub pemilik pemain yang berkarier di luar negeri. Menjelang laga perempat final, ia aktif melobi klub Belanda, Heerenveen agar melepas gelandang Nathan Tjoe-A-On ke skuad Indonesia. 

Yang lebih melegakan adalah kepastian perpanjangan kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih akhirnya didapat. Shin Tae-yong akan terus melatih timnas Indonesia hingga Desember 2027. Ini menghadirkan ketenangan para pemain pada masa depan timnas Indonesia. 

Dengan ekosistem yang sehat, tak ada pilihan, pejuang Garuda Muda mesti menuntaskan apa yang sudah dimulainya dengan sangat indah. 

Sebagai tim debutan yang berhasil menghentikan dua raksasa: Australia dan Korea Selatan, saya kira lawan selanjutnya tak ada lagi yang bisa menghentikan Garuda Muda. Dan yang terpenting, tim ini harus terus dipertahankan agar Indonesia segera merangsek 100 besar ranking FIFA dan jadi negara yang terbiasa berada di zona kualifikasi Piala Dunia. 

Saya kira setelah semi finalis Piala Asia,  target Olimpiade dan Piala Dunia bukan mimpi yang kesiangan. (Ecep Suwardaniyasa Muslimin)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral