- tim tvonenews
Dunia Pasca-Amerika
Total hampir 2.200 orang ditangkap polisi selama unjuk rasa pro-Palestina di Amerika Serikat (AS) dalam beberapa minggu terakhir, sebuah tonggak protes yang hanya bisa disamai oleh protes anti-Perang Vietnam.
Amerika Serikat agaknya bangsa yang ditakdirkan terus menerus cemas, termasuk pada mahasiswa-mahasiswanya sendiri. Mereka pernah sangat cemas diungguli Uni Soviet pada 1950-an, pada 1980-an, sangat khawatir dengan kebangkitan Jepang. Pada 2000-an cemas pada segala hal tentang China, lalu kini pada warganya sendiri.
Seorang professor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts, Noam Chomsky bahkan menyebut Amerika Serikat adalah negara gagal terbesar di dunia.
Terasa hiperbol, melebih lebihkan? Mungkin. Tapi, dalam buku “Failed States” Chomsky mengungkapkan dengan rumusan terukur dan jelas. Bagi Chomsky, Amerika Serikat telah gagal memberikan keamanan bagi penduduknya, gagal menjamin hak-haknya di dalam negeri maupun di luar negeri, juga gagal mempertahankan berfungsinya lembaga-lembaga demokrasi (bukan hanya formal).
Chomsky membeberkan sistem Amerika yang ternyata tidak efisien secara ekonomi, jauh lebih mahal daripada model yang lebih disosialisasikan di luar negeri dan sangat tidak populer dengan mayoritas orang Amerika.
Amerika Serikat menunjukkan upaya melindungi warganya dari serangan teror Iran, Kuba, Rusia dan Korea Utara dari ancaman imajiner sambil “melupakan” keselamatan mahasiswa-mahasiswanya yang diseret paksa ke mobil-mobil polisi hanya untuk berjuang menuntut penggunaan uang pajaknya.