Pojok KC - Ilustrasi HUT tvonenews.com ke-2.
Sumber :
  • tim tvonenews

Catatan dari Ruang Redaksi: Refleksi 2 Tahun tvOnenews.com

Selasa, 6 Agustus 2024 - 16:18 WIB

NILAI nilai apa yang bisa ditimba ketika sebuah media baru berumur dua tahun? Apa tidak terlalu dini dan terasa kepagian jika mengambil pengalaman sehari hari di ruang redaksi portal berita yang bahkan belum seumur jagung untuk dibagikan sebagai "ibrah" untuk pembaca?

Bagi saya refleksi adalah kegiatan yang bisa dilakukan kapan pun. Hidup memang berjalan ke depan, namun hanya bisa dipahami dari belakang. Proses refleksi, saat kita mengambil jeda, lalu merenungkan kembali apa yang sudah dilakukan dan akan ke mana semua menuju adalah kemewahan yang dimiliki manusia.

Islam, agama yang kebetulan saya anut, memberi ruang sangat banyak untuk aktivitas tafakur dan kontemplasi. Pada ritual ibadah haji yang baru saja lewat misalnya ada sebuah aktivitas "berdiam", melakukan wukuf di Padang Arafah.

Di antara semua rukun haji yang penuh dengan kegiatan fisik, wukuf di Arafah, satu satunya aktivitas "tak bergerak," justru disebut dalam hukum haji sebagai paling penting dan tak bisa diabaikan karena jadi esensi dari berhaji. Kemampuan refleksi ternyata hal terbesar yang ingin dicapai ketika orang pergi haji.

Saya selalu menafsirkan momentum shalat sebagai saat jeda sesaat untuk melepaskan diri dari tawanan kondisi saat ini. Dengan jeda kita bisa melihat kondisi kita dari  sudut "mata elang" yang lebih tinggi.

Saya ingin memulainya dengan mengingat bagaimana media ini bermula. Saat itu oleh atasan saya diminta mengembangkan sebuah portal berita yang tadinya hanya diniatkan untuk "mendaur ulang" apapun yang pernah ditayangkan di tvOne, sebuah stasiun televisi berita tempat saya bekerja.

Portal ini ketika itu dikelola paruh waktu oleh orang-orang yang juga nyambi mengerjakan banyak hal. Artikel tak memiliki jadwal unggah yang pasti. Tak ada target dalam operasional. Dalam sebulan pembaca portal tvOnenews.com hanya sejuta pembaca.

Tentu saya tak bisa menolak tawaran dari atasan. Jurnalisme adalah salah satu panggilan hidup saya. Berada di sebuah peristiwa, mengolahnya (dengan konvensi standar jurnalisme) lalu menyebarkannya pada publik adalah hal yang tak pernah jeda saya kerjakan sejak hampir 30 tahun terakhir. Tanpa pretensi dan imajinasi yang muluk muluk, dengan beberapa wartawan yang saya tawarkan dan ternyata mau terlibat, saya menerima begitu tawaran yang saya anggap sebagai "perintah".

Mulanya saya dengan ketat meminta mereka menulis peristiwa  dengan cepat dan akurat. Ini nilai nilai dasar yang mesti segera diterapkan agar kepercayaan pembaca tumbuh.

Kami lalu merumuskan apa yang "layak" tvOnenews. Bagi kami kabar kabar yang penting dan relevan harus menarik. Kemasan jadi kunci. Jika pada televisi show adalah kunci, pada portal berita, cerita, bahasa, story telling adalah kekuatan utama. 

Rubrikasi pada kanal kami susun ulang agar lebih sesuai dengan keinginan dan konsep yang kami rumuskan.  Pengalaman saya ketika nyentrik di sebuah majalah mingguan berita pada era 2000 membuat saya segera paham kerja redaksi dengan sistem desk.

Wartawan adalah lokomotif penarik semua gagasan baru tersebut. Setelah pondasi awal pengelolaan redaksional terbentuk, kami memutuskan merekrut tenaga tenaga muda untuk jadi penulis dan reporter. Kemudaan buat kami penting karena kami ingin terus menyesuaikan dengan semangat zaman yang kami hidupi. Jurnalisme dan dunia pers pertama tama digerakkan oleh kaki, baru oleh kepala. Wartawan harus orang yang rajin ke lapangan menemui narasumber, memverifikasi temuan temuan yang didapatnya.

Setelah dua tahun berproses, saya ingin katakan, langkah kita mencoba sekian rumus rumus telah benar. Rute yang kita tempuh dalam meniti lalu lintas bisnis media digital yang riuh ini telah sesuai jalur. Kini kami lihat tvOnenews.com bertumbuh secara cukup menentukan. Pembaca tvOnenews.com meningkat berlipat lipat dari setahun sebelumnya. Setiap bulan artikel kami dibaca hingga mencapai 150 juta pembaca.

Barang kali karena itu sebuah media riset independen, Reuters Institute menempatkan tvOnenews.com sebagai media yang paling dipercaya publik nomor empat di Indonesia. Bagi kami ini apresiasi yang melecut semangat. Sebab, memang sudah seharusnya loyalitas utama jurnalisme hanya pada publik. Apalagi aset yang berharga bagi sebuah perusahaan media,  selain masyarakat percaya pada kredibilitas berita yang sudah kita buat?

Sebagai bagian kesetiaan melayani publik itulah kami berusaha terdepan dalam mengabarkan peristiwa peristiwa terbaru. Kami mulai terbiasa menggelar breaking news di portal berita kami. Ketika Bareskrim Polri menggerebek pabrik narkoba jaringan Fredy Pratama di sebuah villa mewah di Canggu, Bali, kami menyiarkannya di akun media sosial yang dipancarkan juga oleh tvOnenews.com. Ke depan siaran langsung semacam itu akan semakin sering kami lakukan.

Kami juga mulai merambah produk produk baru. Onenews Magazine jadi jualan kami selanjutnya. Kami merasa perlu ada lini bisnis yang melayani pembaca yang membutuhkan tulisan mendalam. Tulisan dengan konteks dan argumentasi yang kuat dibutuhkan pembaca untuk memutuskan hal hal penting terkait hidupnya. Ke depan kami membayang lini produk ini akan jadi unit bisnis tersendiri yang memberi kontribusi positif secara branding dan bisnis.

Tak lalu tak ada lagi tantangan. Portal berita adalah sebuah organisma. Seperti jalannya organ dalam tubuh, selalu ada interaksi yang fungsional. Jika gigi sakit, pengaruhnya akan ke mana mana. Tidak mungkin portal ini akan berkembang baik, meski isinya berkualitas jika tenaga pemasaran dan iklannya tak bekerja maksimal. Tidak mungkin juga iklan akan masuk jika akses membaca artikel lambat karena teknologi informasi yang ketinggalan zaman. Demikian, selain semua bagian harus bekerja dan tumbuh, mereka juga harus saling dukung mendukung, sambut menyambut dan bekerja sama.  

Saya kira kami punya modal besar: kegembiraan kerja. Di ruangan redaksi saya melihat kegembiraan kerja sudah jadi budaya perusahaan.  Selalu ada semangat mengeksplorasi dan penjelajahan terus menerus. Semua seperti melakukan tugas tugasnya dengan penuh rasa cinta (mahabbah). Ketika semua dilandasi energi cinta, seberat apapun tugas yang harus dilakukan akan dikerjakan dengan gembira. Bukankah ketika cinta bekerja tak ada lagi hitung hitungan rasional? (Ecep Suwardaniyasa Muslimin.)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:05
03:21
01:02
02:18
02:08
06:37
Viral