- tim tvonenews
Terima Kasih Veddriq, Rizki dan Gregoria!
Di rumah, Yasin menggembleng Rizki nyaris setiap saat. Meski sangat kelelahan, Rizki kadang tak bisa “protes” karena sang ayah memang perangainya sangat keras. Jika sedang berada pada batas kelelahan, Rizki hanya meminta izin untuk pergi ke toilet. Sambil pura-pura buang air, sesungguhnya Rizki menangis di dalam kamar kecil.
Suatu ketika saat Rizki menangis sesenggukan di kamar kecil, sang ibu memergoki. “Kiki capek Ma,” ujar Rizki sambil meminta dipeluk ibunya, Yeni Rohaeni Durachim.
Bagi Rizki sang ibu adalah motor yang menggerakkan energinya. Ketika selebrasi kemenangan, Rizki menyambangi ibunya yang setia menyaksikan dari bangku tribun. Dengan kasih sayang, Yeni mengusap rambut dan mencium wajah Rizki. Barangkali setelah pelukan hangat ibunda semua kelelahan hilang.
Berkat Veddriq dan Rizki kini bakal banyak anak-anak yang mau berlatih panjat tebing dan bermimpi jadi lifter. Bakal tidak sulit bagi pembina untuk mencari calon-calon atlet karena banyak pemuda yang punya mimpi ingin seperti Veddriq dan Rizki.
Ihwal bulutangkis yang kali ini tak melanjutkan tradisi emas Olimpiade-nya kita memang kecewa. Bulutangkis hanya memperoleh medali perunggu lewat Gregoria Mariska Tunjung.
Dengan reputasi dan konsistensi sebagai bagian elit bulutangkis dunia, federasi bulutangkis, PBSI saya kira mudah untuk mengevaluasi kelemahan kontingen bulutangkis kita agar kembali masuk "track" emas Olimpiade.