- Tim tvOnenews - Julio Trisaputra
Catatan Sepak Bola Pergantian Shin Tae-yong: Maju Kena, Mundur Kena
Nah, dari seabrek prestasi STY, yang paling menonjol adalah kumpulan pemain naturalisasi (prestasi tersendiri) dan membawa tiga level timnas ke putaran final piala Asia.
Sepanjang sejarah, sejak 19 April 1930, lahirnya PSSI, belum ada seorang pelatih nasional dari mana pun itu, termasuk Toni Pogacknik (Yugoslavia, sukses menahan menahan Uni Soviet 0-0 di laga pertama, dan kalah 0-4 di laga play off, babak kedua Olimpiade, Merlbourne 1956). Juga, Wiel Coerver (Belanda, nyaris membawa timnas ke Olimpiade, Montreal, Kanada, di laga terakhir kalah adu penalti dari Korut, 1976).
STY, mampu membawa secara bersamaan timnas ke putaran final Piala Asia. Langsung atau tidak, STY mampu membawa U17, U20, dan Senior ke putaran final.
Betul kita pernah juara Asia junior, 1961 (juara tanpa bertanding bersama Birma, sekarang Myanmar), tapi belum sekali pun secara bersamaan. Timnas Senior kita belum sekalipun meraih gelar, namun itu tetap prestasi yang harus kita akui.
Jadi, jika orang terkejut, orang kecewa, orang marah, sekali lagi sangat wajar. Tetapi, jika PSSI mengambil haknya, pasti dengan berbagai perhitungan matang, juga sangat wajar.
Sebagai bagian dari timnas yang tidak langsung, kita wajib berdoa agar timnas kita tetap berada di jalan terbaik. Kita berharap agar timnas senior kita tetap mampu lolos ke putaran Final Piala Dunia 2026. Kita berharap juga agar polemik atau badai ini segera berlalu.
Ibaratnya PSSI mengalami situasi, Maju Kena (mengganti STY) Mundur Kena (menunjuk pelatih baru). Karena, apa pun juga, melepas STY yang sudah mengantarkan tiga level timnas ke putaran Final Piala Asia, tentu bukan pekerjaan mudah. Dan, siapa pun juga pelatih yang kelak ditunjuk PSSI sebagai pengganti, langkahnya akan sangat berat. Harus mampu menjaga prestasi tiga level itu tetap tampil baik, terutama harus mampu meloloskan timnas senior ke Piala Dunia 2026.