- Antara
Secangkir Kopi Susu Terakhir Remy Sylado
Nampak diantaranya, Renny Djayusman, Niniek L Karim, Widyawati, Efix Mulyadi, Firman Bintang, Yan Widjaya, Herman Wijaya, Frans Sartono,dan Benny Benke. Saat diminta keluarganya memberi sambutan atas nama wartawan dan insan teater dan film sahabatnya, saya mengungkapkan rasa berkabung yang mendalam karena kepergian mentor dan guru dalam dunia jurnalistik dan kesenian kami itu. Saya menyinggung juga keistimewaan Polyglot Remy serta beragam karya monumentalnya yang menjadi legacy yang tak ternilai.
Saya menyesal tidak sempat melihat wajahnya terakhir kali. Di hari wafatnya sampai Selasa pagi saya suspect Covid 19. Setelah mengikuti serangkaian acara pernikahan putra putri kami -- Nona & Jack Omar -- hingga puncaknya Minggu (11/12) malam, saya Swab Antigen sendiri di rumah Senin (12/12). Hasilnya: positif ! Dua garis tegas terlihat di wadah penampang Test Antigen. Ya, ampun. Istri terkejut. Menantu bertanya merasakan gejala apa? terus terang, gejala itu justru muncul karena shock melihat hasil swab. Merasakan tiba -tiba tidak enak badan.
Setelah menunggu beberapa saat, saya mengulang test Swab Antigen kembali. Istri pun test seraya mulai membahas bagaimana menjalani isolasi mandiri hari itu. Hasil test yang kedua, Allahu Akbar, ternyata negatif. Hanya ada satu garis di wadah penampang. Istri juga. Namun untuk lebih memastikan, kami lanjutkan test Swab PCR malam itu juga. Diikuti seluruh keluarga. Termasuk sang pengantin.
Selasa pukul 8 pagi dapat kabar baik. Hasil Swab PCR semalam, NEGATIF. Alhamdulillah. Ini agaknya fenomena terbaru pandemi. Test- test Covid19 apapun harus selalu dobel cek. Segera saya rekan wartawan senior Marah Sakti Siregar yang juga sahabat mendiang untuk bersama-sama mengantarkan jenazah Remy Sylado ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Seorang wartawan mencegat saya seusai pemakaman. Ia bertanya tentang kelebihan Remy. Saya jawab singkat dalam bahasa Makassar, yang slangnya disukai mendiang. Yaitu: Tena Ruwangna! Tidak ada duanya. Sulit dicari tandingannya, dan mestinya memang tidak usah "dibanding-bandingke".
Matinya pun gagah. Detik -detik menjelang wafat Remy minta dibuatkan secangkir kopi susu. Selesai menyeruput secangkir minuman kegemarannya itu, Remy pun "pamit" : ia menutup mata selamanya.
Selamat jalan Serre Battang!