- istimewa
Catatan Piala Dunia: Imajinasi Tentang Leo dan Kiki
Para komentator pakar, saat ini mungkin sedang sibuk membahas partai grand final Piala Dunia 2022 Qatar, Argentina versus Prancis. Sambil menunggu analisis mereka, mari kita simak percakapan berikut ini:
"Haloo... Kiki, selamat siang, apa kabar bro? Sehat ‘kan? Lagi santai ‘kan? Nggak ganggu ‘kan, bro?" sapa Leo beruntun, melalui sambungan telepon.
"Haii Leo, selamat siang juga… Gue sehat, puji Tuhan. Moga bro sehat juga. Ada apa nih, tumben nelepon?" jawab Kiki, sambil bertanya, santai dan akrab.
"Begini, bro, gue cuma mau tanya soal grand final Prancis dan Argentina. Banyak orang jagokan Prancis. Apa bro sependapat?" tanya Leo sedikit gusar.
"Oh... walaaa gue kira ada apa. By the way, bro Leo mau taruhan? Pakai tanya siapa yang bakal menang segala?" tanya Kiki bercanda, karena menangkap ada sedikit gelisah dari suara Leo.
"Bukan betaruh uang bro. Ini soal taruhan nasib. Kalau Prancis menang, habis nasib gue. Karena itu, tolonglah, hanya bro Kiki yang bisa menolong," pinta Leo mulai sedikit menghiba.
"Eeh… tunggu Leo. Kenapa bro yakin betul Prancis bakal menang? Rumor tuh. Argentina itu tim kuat, pemainnya sulit dikalahkan. Jangan pesimistis bro," jawab Kiki, coba memancing.
Leo sontak menjawab, "Benar, Ki. Tim Argentina memang solid. Tapi Prancis tak kalah hebat. Yang jelas Prancis ‘kan pernah menang 4-3 dari Argentina di Piala Dunia 2018. Pokoknya, tanpa bantuan lo bro, nggak bakal Argentina menang."
"Hahaha bisa saja bro Leo. Jangan merendahkan Argentina. Nanti benar kejadian loh, seperti grand final tahun 2014, Argentina kalah 0-1 dari Jerman," kata Kiki menggoda, membuat Leo tambah gusar.
"Aduh, jangan sampailah. Kali ini Argentina harus juara. Tolonglah bro Kiki. Ini kesempatan gue yang terakhir, gak ada kesempatan lagi. Gue ‘kan sudah tua," kata Leo, sedikit memelas, mulai menjurus.
"Lagi pula bro Kiki ‘kan sudah merasakan. Juga masih muda dan lain waktu juga masih bisa. Ayolah bro, tolong gue sekali ini saja. Nanti lain perkara gue yang tolong lo bro," tambah Leo, tambah memelas, tapi maksud tujuan makin jelas.
"Wait... bro Leo. Gue juga mau jujur nih. Semalam gue terlambat tidur, gara-gara mikirin bagaimana caranya Prancis bisa menang. Lewat tengah malam gue dapat ilham, tahu caranya, tapi berat ngejalaninnya," ujar Kiki.
"Aduuuh... bagaimana tuh caranya? Rupanya bro Kiki termasuk pihak yang yakin Argentina bakal kalah?" desak Leo ingin tahu. "Coba bro jelasin," pinta Leo dengan suara bergentar, semakin khawatir.
"Pastilah gue kasih tahu... karena bro Leo terlibat juga. Tapi ngomong-ngomong bro Leo itu mau minta tolong apa? Kita ini sohib. Ibarat syair lagu, Untuk bro Leo, gunung pun akan ku daki, laut pun akan ku seberangi," ujar Kiki bergurau, mencairkan situasi.
"Gini bro Kiki, please lo jangan marah, janji yaaa… Gue cuma mau minta tolong, agar di grand final nanti lo jangan main, Ki, atau kalau pun main, lo jangan terlalu serius. Gimana bisa ‘kan, Ki?" pinta Leo, menahan gelisah, karena Kiki diam tak segera membalas.
"Hahaahhahaha... rupanya pikiran kita sama. Satu ilmu kita ini. Gue pun berpikir sama. Agar Prancis bisa menang, lo juga jangan main. Sebab kalau bro Leo main, berat buat Prancis," jawab Kiki diselingi tawa keras.
.........TUUUUUTTTTUUUUUUTTTTUUUTTT......... (bunyi tanda sambungan telepon terputus)
Hahahaha… yang di atas sekadar imajinasi seorang penggemar sepakbola. Kiki itu nama akrab Kylian Mbappe, andalan Prancis. Leo panggilan akrab Lionel Andres Messi, jagoan Argentina.
Sedangkan faktanya, grand final, antara Argentina dan Prancis memang seperti pertarungan Messi "Si kutu - La Pulga" dan Mbappe "Si Kura-kura - Donatello". Pertarungan dua superstars, tapi bersahabat di klub ternama, Paris Saint-Germain.
Itu meliputi pertarungan memperebutkan juara Piala Dunia, memperebutkan gelar pemain terbaik, memperebutkan gelar top skorer, dan memperebutkan pembuat assist terbanyak.
Satu lagi, siapa pun yang menang, Messi atau Mbappe, dia pahlawan yang membawa negaranya juara Piala Dunia untuk kali ketiga.
Argentina atau Prancis menang? Sumpah tak mampu saya mengkajinya. Sebab yang bermain itu para elite bangsawan lapangan hijau, ilmu dan permainan mereka terlalu tinggi untuk ditakar.
Hanya saja saya kagum dan bersimpati kepada Messi. Moga King Leo mendapat mimpi besarnya. Hahahahha.
- Penulis: Reva Deddy Utama, Wartawan - Pemerhati Sepak Bola