- PSS Sleman
Nasib PSS Sleman Kini, Dulu Bersaing dengan Tim-tim Besar, Musim ini Terancam Degradasi Gara-gara Kasus Ini
tvOnenews.com - Salah satu klub peserta Liga 1 Musim 2023-2024, PSS Sleman, menghadapi ancaman degradasi pada kompetisi musim ini setelah Satgas Anti Mafia Polri mengungkap adanya pengaturan pertandingan yang melibatkan tim berjuluk Super Elja.
Baru-baru ini satuan tugas (Satgas) Anti Mafia Bola Polri kembali membongkar praktik match fixing atau pengaturan skor pertandingan di Liga 2 Indonesia periode tahun 2018.
Dalam pengungkapan kasus tersebut, Satgas Anti Mafia Bola menetapkan delapan orang sebagai tersangka kasus tersebut terdiri dari empat orang pihak wasit yakni Khairuddin, Reza Pahlevi, Agung Setiawan, dan Ratawi.
Keempat tersangka lainnya yakni Dewanto Rahadmoyo Nugroho selaku asisten manajer klub yang melakukan match fixing, Vigit Waluyo selaku pihak pelobi, serta Kartiko Mustikaningtyas selaku LO dari wasit.
Pertandingan yang dimaksud oleh satgas Anti Mafia Bola adalah laga antara PSS Sleman vs Madura FC yang berlangsung di stadion Maguwoharjo yang terjadi beberapa kejanggalan.
Dari gol pemain Madura FC yang dianulir karena offside, pergantian wasit di tengah pertandingan karena cedera hingga gol bunuh diri dari bek Madura FC di penghujung pertandingan.
Dari bukti-bukti yang sudah dikumpulkan Satgas Anti Mafia Bola akhirnya menetapkan delapan orang sebagai tersangka kasus tersebut.
"Secara umum kami mengindikasi pihak klub melobi perangkat pertandingan untuk bisa memenangkan klub," kata Kasatgas Anti Mafia Bola, Asep Edi Suheri
Disebutkan juga kalau pihak klub sudah mengeluarkan uang sebesar Rp 1 Miliar untuk melobi wasit di pertandingan tersebut.
Jika nantinya terbukti melakukan pengaturan skor maka PSS Sleman dihadapkan dengan hukuman yang sangat berat.
PSS Sleman kemungkinan akan mendapat hukuman berupa sanksi degradasi hingga pencopotan gelar juara.
Jika mengacu pada pasal 64 tentang korupsi poin 1 dan 5 Kode Disiplin PSSI 2023, di poin 1 tertulis.
"Siapa saja yang melakukan tingkah laku buruk terlibat suap, baik dengan cara menawarkan, menjanjikan atau meminjam keuntungan tertentu dengan memberikan atau menerima sejumlah uang atau sesuatu yang bukan uang tetapi dapat dinilai dengan uang dengan cara dan mekanisme apapun kepada atau oleh perangkat pertandingan, pengurus PSSI, ofisial, pemain, dan/atau siapa saja yang berhubungan dengan aktivitas sepakbola atau pihak ketiga baik yang dilakukan atas nama pribadi atau atas nama pihak ketiga itu sendiri untuk berbuat curang atau untuk melakukan pelanggaran terhadap regulasi PSSI termasuk Kode Disiplin PSSI ini dengan maksud mempengaruhi hasil pertandingan, harus diberikan sanksi."
Selain itu jika diperkuat dengan pasal 72 tentang manipulasi pertandingan secara ilegal, di pon 5 disebutkan kalau klub atau badan yang terbukti secara sistematis melakukan konspirasi mengubah hasil pertandingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka akan dijatuhi dijatuhi sanksi denda sekurang-kurangnya Rp500.000.000, sanksi degradasi, dan pengembalian penghargaan.
Maka dari itu PSS Sleman yang kini merupakan peserta Liga 1 Indonesia dihadapkan pada kemungkinan terdegradasi di musim ini.
Disisi lain, belum diketahui bagaimana nasib selanjutnya dari Madura FC yang tidak terdaftar di kompetisi PSSI musim ini.
Saat ini PSS Sleman sendiri bertengger di peringkat ke-12 klasemen sementara dengan torehan 26 poin.
Sejak promosi di musim 2019, PSS Sleman cukup konsisten dan bisa bertahan di Liga 1 hingga musim ini. (akg)