- YouTube Otto Football
Mesin Gol Berlabel Legenda Timnas Indonesia ini Kehebatannya Sampai Diakui FIFA, Tapi Sayang Nasibnya Justru Tragis Sampai Harus Jadi...
tvOnenews.com - Timnas Indonesia pernah memiliki seorang penyerang legendaris asal Sulawesi Selatan yang kehebatannya bahkan diakui oleh Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA.
Sosok striker tangguh tersebut adalah Andi Ramang, yang menjadi andalan PSM Makassar dan Timnas Indonesia pada masanya.
Lahir pada 24 April 1924 di Makassar, Sulawesi Selatan, Andi Ramang dikenal sebagai salah satu ikon sepak bola Indonesia yang namanya tak lekang oleh waktu.
Ramang adalah seorang penyerang tengah. Kariernya dimulai pada tahun 1942 di Persis Solo hingga tahun 1947, tampil sebanyak 98 kali dan mencetak 77 gol.
Karier Andi Ramang mulai bersinar ketika ia tampil memukau bersama PSM Makassar, yang saat itu masih bernama Makassar Voetbal Bond (MVB), pada tahun 1947.
Ia kemudian menghabiskan sisa kariernya di PSM Makassar dari tahun 1947 hingga 1968, mencetak 239 gol dalam 299 pertandingan.
Di bawah bendera PSM Makassar, Ramang bersama rekan-rekannya seperti Suwardi Arlan dan Nur Salam, sukses menjadikan tim ini sebagai salah satu kekuatan besar di sepak bola Indonesia.
Melansir dari kanal YouTube Otto Football, trio ini berhasil membawa PSM Makassar meraih gelar juara perserikatan pada tahun 1957 dan 1959.
Keberhasilan tersebut semakin menegaskan nama Andi Ramang sebagai bintang sepak bola yang patut diperhitungkan.
Tidak hanya di level klub, prestasi Andi Ramang juga meroket di tingkat internasional saat ia membela Timnas Indonesia.
Andi Ramang telah memperkuat timnas Indonesia sedikitnya dalam 18 pertandingan resmi dan mencetak 10 gol.
Ramang menjadi sosok tak tergantikan di lini depan Garuda, mencetak 19 gol dari 25 gol yang dilesakkan Timnas Indonesia dalam beberapa pertandingan melawan negara-negara Asia.
Dianggap sebagai pemain terhebat dalam sejarah sepak bola Indonesia, Ramang memiliki fisik yang sangat pendek dan rapuh karena ia jauh lebih pendek daripada pemain lain dari tim lawan.
Meskipun Ramang adalah mesin gol, namun ia juga bisa menjadi pengumpan yang mematikan.
Kemampuannya yang luar biasa di lapangan hijau membuat FIFA terpukau, hingga akhirnya mereka mengabadikan kisahnya dalam sebuah seri dokumenter berjudul "Ramang - The Man, The Myth, The Legend."
Dalam dokumenter tersebut, FIFA menyoroti berbagai momen gemilang Ramang saat membela Timnas Indonesia, termasuk ketika ia berlaga di Olimpiade Melbourne tahun 1956.
Salah satu penampilan paling berkesan adalah saat Timnas Indonesia berhasil menahan imbang Uni Soviet dengan skor 0-0.
Ramang dinilai sukses menggagalkan strategi tim kuat Eropa tersebut, meskipun akhirnya Indonesia harus menyerah 4-0 di pertandingan kedua akibat kelelahan.
Andi Ramang juga hampir membawa Indonesia ke pentas Piala Dunia 1958. Pada babak kualifikasi, ia memimpin Timnas Indonesia mengalahkan Tiongkok dengan skor 4-3.
Sayangnya, perjalanan Indonesia terhenti setelah mereka menolak bertanding melawan Israel di babak selanjutnya, mengubur impian Garuda untuk tampil di Piala Dunia.
Namun, perjalanan karier Andi Ramang tidak selalu mulus. Meski berjaya di lapangan, kariernya harus berakhir tragis setelah ia dituduh terlibat dalam kasus suap pada tahun 1960.
Akibat tuduhan tersebut, Ramang dijatuhi hukuman dua tahun larangan bermain sepak bola, yang pada akhirnya mempengaruhi performanya.
Setelah bebas dari hukuman, Ramang sempat mencoba peruntungan sebagai pelatih sepak bola, namun sayang, ia tidak memiliki sertifikat resmi yang dibutuhkan untuk menjalani profesi tersebut.
Dalam sebuah wawancara, Ramang pernah mengungkapkan kekecewaannya terhadap perlakuan yang diterima oleh para pemain sepak bola di Indonesia.
"Kuda pacuan dipelihara sebelum dan sesudah bertanding, menang atau kalah. Tapi pemain bola hanya dipelihara kalau ada panggilan, sesudah itu tak ada apa-apa lagi," kata Ramang, seperti dikutip dari tayangan di kanal YouTube Otto Football.
Setelah pensiun, Andi Ramang menghadapi masa-masa sulit. Ia sempat bekerja sebagai kenek truk dan tukang becak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kondisi kesehatannya juga kian memburuk ketika ia didiagnosis menderita penyakit paru-paru pada tahun 1981.
Setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakit tersebut, Andi Ramang akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada 26 September 1987.
Meski demikian, nama Andi Ramang tetap dikenang sebagai salah satu legenda terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Hingga kini, kisah perjuangannya di lapangan hijau, baik di level klub maupun internasional, terus menginspirasi generasi pesepak bola Indonesia.
Prestasi dan dedikasinya untuk sepak bola tanah air tak akan pernah dilupakan, menjadikannya sebagai salah satu pahlawan sejati di dunia olahraga Indonesia. (udn)