- UEFA Champions League
Dendam Lama Mo Salah ke Real Madrid, Akankah Membawa Liverpool Juara UCL 2022?
Paris, Prancis - Final Liga Champions 2022 akan mengulang kembali pertemuan Real Madrid vs Liverpool pada 2018 silam. Kala itu Los Blancos menang dengan skor 3-1 di Stadion NSC Olimpiyskiv, Kyiv, Ukraina. Striker The Reds Mohamed Salah bisa disebut menjadi “tumbal” atas kemenangan Madrid saat itu.
Kapten tim Madrid Sergio Ramos melakukan pelanggaran keras terhadap Salah. Bintang asal Mesir itu sampai harus mengalami cedera pada bahu dan dibawa ke rumah sakit, padahal pertandingan baru memasuki babak pertama.
Empat tahun berselang kesempatan membalaskan kekalahan itu datang. Mohamed Salah yang dikenal sebagai pria pendiam membuat pernyataan secara terang-terangan bahwa ia ingin mengalahkan Real Madrid di final Liga Champions 2022.
"Saat itu saya mengetahui hasil (kekalahan melawan Madrid) ketika berada di rumah sakit. Saya pikir, kami tidak bisa mengalami kekalahan dengan cara itu. Saya tidak pernah merasakan (pelanggaran) separah itu sebelumnya dalam sepak bola," ungkapnya setelah The Reds menumbangkan Villarreal dan memastikan lolos ke final.
“Dan saya pikir sekarang ini waktunya balas dendam (ke Real Madrid)," imbuhnya.
Tidak ada konteks lain yang perlu diperdebatkan dari frasa balas dendam Salah. pecinta sepak bola tentunya akan teringat kembali ke final Liga Champions 2018 antara Liverpool dan Real Madrid. Kekalahan 3-1 di Kyiv yang “tak adil” bagi Salah adalah dendam dendam tersendiri.
Salah Tulang Punggung Liverpool
Di musim 2017/2018, Liverpool belum menjadi tim yang tak terkalahkan di bawah asuhan Jurgen Klopp. Tapi mereka memiliki pencetak gol hebat yang membawa The Reds melaju ke final.
Salah mencetak 43 gol fenomenal di 50 pertandingan pada musim pertamanya di Anfield. Di pundaknya, Salah membawa banyak harapan publik pecinta Liverpool yang haus gelar juara. Pundak itu pulalah yang kemudian menjadi korban di final Liga Champion 2018.
Sergio Ramos memiting ikon Mesir itu ke tanah saat mereka berebut bola, dengan mengunci lengan kanan Salah layaknyan pegulat yang sedang bertanding. Akibatnya, Salah mengalami kerusakan ligamen di bahu kirinya.
Dia terpaksa ditandu keluar keluar lapangan. Meskipun Sadio Mane berhasil mencetak gol ke gawang El Real. Gol pembuka Karim Benzema dan dua gol Gareth Bale melalui tendangan overhead yang spektakuler membuat Madrid menang 3-1 dan berhak atas gelar Eropa ke-13 mereka.
Kendati demikian Klopp tidak ingin larut dalam pertandingan yang ia gambarkan sebagai aksi ”kejam dan brutal”. Beberapa bulan kemudian Liverpool telah siap menjalani musim 2018/2019. Salah kembali bugar dan bersiap untuk kembali melejit.
Namun, apa yang telah dialaminya memang tak mudah begitu saja dilupakan. Patut diingat bahwa wasit Milorad Mazic kala itu bahkan tidak memberikan pelanggaran untuk pelanggaran tersebut.
Ramos tampak menghibur Salah yang menangis saat dia meninggalkan lapangan dengan sebuh tepukan di pipi. Cara Ramos itu justru menimbulkan berbagai interpretasi di kalangan suporter.
Setelah mengangkat trofi kemenangan, Ramos bahkan tidak memberikan komentar publik tentang insiden tersebut selama seminggu, selain sebuah tweet mendoakan Salah. Setelah kemudian ia berbicara dengan salah satu media yang berbasis di Madrid.
"Saya tidak ingin berbicara karena semuanya diperbesar. Saya berbicara dengan Salah melalui pesan, dia cukup baik,” katanya, dikutip dari Sporting News.
Sebaliknya Salah membenarkan bahwa Ramos telah menghubunginya tetapi tidak pernah memberikan pernyataan seperti itu. "Dia mengirimi saya pesan, tetapi saya tidak pernah mengatakan kepadanya bahwa itu baik-baik saja," tangkisnya.
FIFA dan UEFA pun Tak Memberikan Hukuman pada Ramos
Mengingat tidak ada pelanggaran yang diberikan dan tidak ada penggunaan VAR di Liga Champions musim itu, maka benar-benar tidak ada alasan apa pun bagi Ramos untuk dihukum.
Namun kondisi tersebut tidak menghentikan 535.000 orang menandatangani petisi online di change.org yang meminta FIFA dan UEFA untuk mengambil sikap tegas terhadap Ramos karena dia dianggap sengaja menahan lengan Mohamed Salah di bawah ketiaknya dan menyebabkan dislokasi bahu striker berambut keriting itu.
Kegeraman terhadap tindakan Ramos bahkan mengundang pengacara Mesir Bassem Wahba melayangkan gugatan € 1 miliar terhadap Ramos karena membahayakan partisipasi Salah di Piala Dunia untuk membela negaranya.
Organisasi Uni Judo Eropa juga ikut menulis di Twitter: “Waki-gatame adalah teknik (menjatuhkan lawan) yang berbahaya. Itulah mengapa dalam judo tidak diperbolehkan digunakan untuk transisi ke ne-waza,” cuit akun tersebut.
Bukan Kesempatan Pertama Salah setelah 2018
Namun Final Champions 2022 ini bukan merupakan kesempatan yang pertama bagi Salah untuk membalaskan dendamnya. Pada tahun 2019 Liverpool kembali ke final tahun berikutnya, di Madrid, di Wanda Metropolitano milik Atletico. Salah berhasil membawa The Reds mengangkat si Kuping Besar setelah menumbangkan Tottenham 2-0.
Real Madrid dan Liverpool kembali bersua pada tahun 2021, meskipun Ramos tidak bisa turun di kedua leg perempat final Liga Champions karena cedera. Salah sukses mencetak gol, tetapi Liverpool masih harus mengakui dominasi Madrid.
The Reds kalah 3-1 dan ditahan imbang 0-0 di Anfield. Kedua pertandingan dimainkan tanpa penonton karena pembatasan virus Covid-19. Kini stadion sudah bisa dipadati penonton, tapi sayang sang rival: Ramos sudah tidak lagi berseragam putih-putih.
Bek asal Spanyol itu sekarang dalam masa tenangnya di Paris bersama PSG. Tetapi dendam lama Salah atas Real Madrid tentunya menarik untuk diselesaikan. Mampukah ia membawa Liverpool menumbangkan klub yang telah membuatnya merana? Final Liga Champions 2022 akan segera tersaji dini hari ini, Minggu (29/5) pukul 02.00 WIB. (amr)