- Antara
Banyaknya Korban Anak-anak dalam Tragedi Kanjuruhan, Kak Seto Berharap Stadion Sepak Bola Dilengkapi Fasilitas Khusus Anak
Jakarta - Seto Mulyadi atau yang kerap disapa Kak Seto selaku ketua dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) berharap stadion sepak bola di Indonesia memiliki fasilitas khusus anak untuk menghindari kejadian seperti di Stadion Kanjuruhan kembali terulang.
"Mohon ada tempat khusus untuk anak di stadion maupun tempat lainnya, sehingga kalau ada kejadian, anak yang pertama kali bisa diselamatkan," kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi.
Kak Seto juga menjelaskan sangatlah penting untuk memperhatikan desain dari sebuah tempat besar seperti stadion sepak bola demi menjaga keaman ketika terjadi hal-hal yang berbahaya.
Sebagai contoh Kak Seto menyinggung soal pintu keluar yang semestinya diperbanyak atau adanya pintu darurat sehingga bisa dibuka ketika bearad dalam kondisi yang darurat.
Tak hanya itu terkait dengan adanya penggunaan semacam gas air mata dikaji kembali oleh para petugas keamanan sebagai komitmen mereka dalam mengayomi masyarakat. Kak Seto turut menambahkan kabar para korban yang sampai saat ini masih membutuhkan pendampingan penyembuhan trauma.
Pada Senin (10/10) lalu, dirinya mendatangi dua orang anak yang ibunya meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang untuk memberikan semangat dan dukungan.
"Ada anak yang masih memanggil mamanya. Padahal mamanya sudah wafat," katanya.
Sebelumnya diketahui jika terjadi peristiwa mengerikan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022) setelah berakhirnya pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Ketika itu terjadi kerusuhan sesaat setalah peluit panjang tanda pertandingan yang bertajuk Derbi Jawa Timur itu ditiupkan, sejumlah pendukung tim tuan rumah yang kecewa dengan hasil akhir dari pertandingan itu merangsek masuk ke lapangan untuk mengungkapkan kekecewaan mereka kepada para pemain.
Banyaknya suporter yang turun ke lapangan membuat pihak kepolisian kewalahan untuk mengendalikan massa yang berjumlah ribuan dan terpaksa menembakan gas air mata ke arah penonton.
Namun sangat disayangkan tindakan tersebut justru memuat kepanikan diantara para suporter, dan membuat mereka yang turun kelapangan maupun yang berada di tribun penonton berhamburan dan panik mencari jalan keluar dari stadion yang dipenuhi kepulan asap dari gas air mata yang ditembakan kepolisian.
Hal tersebut diduga menjadi salah satu penyebab banyaknya korban jiwa berjatuhan akibat berdesakan saat mencoba untuk menyelamatkan diri dari tragedi mengerikan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang itu.
Berdasarkan data yang disampaikan, Pihak kepolisian pada Selasa (12/10) memperbarui jumlah korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, sebanyak 132 orang, bertambah dari data sebelumnya 131 orang.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan data terbaru itu telah divalidasi per 11 Oktober 2022, pukul 17.00 WIB. (ant/akg)