- barcablaugranes
11 Kontroversi dalam Sejarah Ballon d’Or (2)
Paris, Prancis – Karim Benzema merebut Ballon d’Or 2022. Tapi tepatkah Robert Lewandowski tidak masuk dalam Tiga Besar. Apa lagi kontroversi dalam sejarah panjang Bola Emas?
Mengapa Lionel Messi tidak masuk 20 Besar Ballon d’Or? Benarkah Leo Messi tidak tampil gemilang pada musim 2021-2022 atau karena standar Messi terlalu tinggi hingga ia terlihat tidak mencapai prestasi tertinggi meski sebenarnya bermain lebih baik daripada pemain-pemain lain?
Bukan hanya Ballon d’Or 2022 melahirkan kontroversi. Banyak pihak juga mempertanyakan perolehan Lionel Messi pada 2021. Penggemar sepakbola juga menyayangkan keputusan France Football meniadakan edisi 2020 hanya karena pandemik.
Kontroversi bahkan sudah muncul sejak France Football memperkenalkan Ballon d’Or pada 1956. Andai FF tidak membatasi hanya pemain Eropa yang berhak meraih Bola Emas, mungkin bukan George Weah dari Liberia pada 1995 jadi pemenang pertama dari luar Benua Biru.
Berikut ini bagian kedua dari tulisan serial tentang kontroversi dalam sejarah Ballon d’Or.
5. Luka Modric (2018)
Kisah yang benar-benar mengharukan ketika seorang mantan pengungsi membawa negara asalnya Kroasia ke final Piala Dunia. Banyak juga yang merasa bahwa selama bertahun-tahun, gelandang Real Madrid tidak mendapatkan pengakuan yang cukup karena Luka Modric bukan pencetak gol.
Bahkan rekan seklubnya, Cristiano Ronaldo, yang berada di urutan kedua, tidak terima pada keputusan France Football. Lebih aneh lagi karena nama Messi tidak masuk dalam Tiga Besar dan tercampak ke urutan kelima terbaik dunia.
4. Luis Figo (2000)
Merebut Ballon d’Or 2000 bukan hal paling kontroversial dalam kaitan dengan Luis Figo pada 2000. Fans dunia lebih ingat kepindahannya yang menggemparkan dari Barcelona ke Real Madrid. Tapi Figo juga kemudian mengalahkan Zinedine Zidane untuk Ballon d'Or pada pergantian abad.
Bahkan Figo kelak mengatakan bahwa seharusnya bintang Italia di EURO 2000, Francesco Totti, dari AS Roma yang layak menang. "Maaf telah mencuri Ballon d'Or pada 2000. Anda pantas mendapatkan," kata bintang Portugal melalui pesan kepada Totti.
3. Cristiano Ronaldo (2016)
Sudah memiliki tiga Bola Emas, Cristiano Ronaldo ingin mengejar Lionel Messi yang punya koleksi lima Ballon d’Or. Cristiano mengandalkan gelar juara Liga Champions (plus jadi top scorer), Club World Cup dan UEFA Nations League meski ia tidak tampil sampai habis di final.
Perolehan Lionel Messi sepadan. Leo mencetak treble di Spanyol, juara La Liga, Copa del Rey dan Supercopa de Espana. Lebih berperan sebagai playmaker dan supplier gol Luis Suarez, Messi berperan besar mengangkat tim Argentina sebelum tak cukup beruntung di final Copa America 2016.
Jika mengacu pada kiprah Karim Benzema yang terlihat gemilang karena tampil sangat produktif pada 2022, Luis Suarez juga pantas masuk dalam daftar Ballon d’Or 2016. Tapi pada peringkat ketiga ialah Antoine Griezmann, penyerang Atletico Madrid dan tim nasional Prancis.
2. Matthias Sammer (1996)
Sulit membayangkan seorang gelandang bertahan bisa jadi pemenang. Matthias Sammer mencuri sorot media berkat aksinya di Borussia Dortmund dan Jerman yang jadi juara EURO 1996. Tapi kontroversi terjadi. Sammer unggul hanya 1 poin dari Ronaldo Nazario yang memukau di Barcelona.
Rumor berhembus, Ronaldo langsung meninggalkan Barca dan pindah ke Internazionale Milano karena merasa Liga Italia akan memberi ia kesempatan lebih luas untuk jadi pemenang. Tahun berikutnya, R9 meraih Ballon d’Or, dan sekali lagi pada 2002 saat kembali ke Spanyol untuk Real Madrid.
1. Michael Owen (2001)
Orang Inggris terakhir yang memenangi penghargaan bergengsi, Michael Owen mencetak 24 gol dalam 46 pertandingan saat Liverpool menjuarai Piala FA, Piala Liga dan Piala UEFA. Sang striker juga tampil gemilang pada kualifikasi Piala Dunia 2002 bersama Inggris.
Penjaga gawang Jerman, Oliver Kahn, berada di urutan ketiga. Saat Owen melakukan di Piala UEFA, Raul Gonzales sedang dalam perjalanan meraih medali juara Liga Champions sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi. Striker utama Real Madrid hanya di posisi kedua daftar akhir Ballon d’Or 2001. (raw)