- instagram/@aremaofficial
Didampingi oleh Tim Psikolog, Skuad Arema FC Sudah Mulai Kembali Berlatih Pasca Tragedi Kanjuruhan
Malang, Jawa Timur - Pasca terjadinya Tragedi Kanjuruhan setelah pertandingan bertajuk Derby Jawa Timur dan menyebabkan 134 orang meninggal dunia, pelatih Arema FC, Javier Roca mengungkapkan kondisi dari anak anak asuhnya.
Javier Roca mengatakan jika sampai dengan saat ini para pemain dari Arema FC masih diliputi kesedihan akibat Tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan korban pasca laga antara Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
"Masih ada beberapa pemain, saya tidak mau salah sebut, tapi apakah itu trauma atau dalam kesedihan. Ada beberapa," kata Roca.
Roca juga mengatakan jika sampai dengan saat ini Arema FC belum melakukan sesi latihan secara penuh karena menurutnya anak asuhnya masih belum bisa berkonsentrasi penuh saat menjalani sesi latihan pasca Tragedi Kanjuruhan.
Pasca Tragedi Kanjuruhan Roca mengatakan jika latihan yang dilakukan di lapangan saat ini masih sebatas untuk menjaga kekompakan tim dan mulai membiasakan para pemain untuk masuk kelapangan.
Bahkan Roca menyiapkan tim psikolog untuk menemani para pemain Arema FC dalam sesi latihan yang digelar untuk mengurangi trauma dari anak asuhnya pasca Tragedi Kanjuruhan.
"Makanya, latihan di lapangan itu lebih kepada kekompakan, terbiasa untuk masuk ke lapangan. Tidak main atau ada taktis dan lainnya," katanya.
Ia menjelaskan, kesedihan para pemain Arema FC memang lebih dirasakan pada saat mereka menemui keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Pada saat itu, kondisi para pemain sangat sedih dan terpukul akibat peristiwa pada 1 Oktober 2022.
"Waktu kami ke rumah korban, mereka lebih terpukul dengan situasi dan kondisi keluarga korban. Tapi, selama beberapa hari ini, mereka sudah mulai bersemangat," katanya.
Diketahui jika Javier Roca kini secara perlahan mulai menyiapkan para pemainnya untuk menghadapi lanjutan Liga 1 2022/2023 meski belum ada kepastian kapan kompetisi akan bergulir kembali.
Roca mengatakan bahwa saat ini secara perlahan bersama tim pelatih untuk menyusun skuad Singo Edan yang sesuai dengan filosofi klub kebanggaan warga Malang Raya tersebut.
"Kondisi saya baik-baik saja (pascatragedi), saya bukan orang kuat. Tapi yang pertama, saya harus bertanggung jawab kepada pemain," kata Roca.
Roca menjelaskan, ia harus menguatkan diri pascatragedi yang mengakibatkan 134 orang kehilangan nyawa tersebut, untuk memberikan semangat kepada para pemain yang hingga saat ini juga masih diliputi rasa kesedihan mendalam.
Menurutnya, saat ini ia secara perlahan-lahan tengah menyiapkan skema untuk Arema FC guna menghadapi Liga 1. Ia juga masih menyusun sejumlah metode latihan untuk klub Arema tersebut.
"Jadi mungkin akan kedengaran terlalu dingin, tapi, kita harus tetap berjalan. Pelan-pelan, dengan sedih, dengan luka di hati, tapi kita harus tetap berjalan," katanya.
Pada Sabtu (1/10/2022), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Akibat kejadian itu, sebanyak 134 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.
Imbas dari tragedi Kanjuruhan tersebut PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 dan 2 mengeluarkan surat tertanggal 3 Oktober 2022 yang menyatakan Liga 1 dihentikan sampai batas waktu yang tidak ditentukan, sedangkan Liga 2 ditangguhkan selama dua pekan sejak surat dikeluarkan.
Keputusan itu dikeluarkan setelah terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur usai laga antara Arema melawan Persebaya Surabaya. Tragedi tersebut menyebabkan 134 orang meninggal dunia.
Sementara itu Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi kepada tim berjuluk Singo Edan itu dengan melarang menjadi tuan rumah hingga akhir musim kompetisi. (ant/akg)