- tvonenews.com/Wildan Mustofa
It’s Not Coming Home, Again! Tangisan Inggris, Kutukan Harry Kane, dan Fenomenal Lamine Yamal
Berlin, tvOnenews.com - Sepak bola tidak pulang ke rumah, seperti yang diharapkan oleh para pendukung Inggris, setelah Spanyol meraih kemenangan dengan skor 2-1 pada laga final Euro 2024.
It’s coming home adalah slogan yang sering digaungkan oleh para pendukung Timnas Inggris pada setiap turnamen digelar.
Pernyataan tersebut mengacu kepada penciptaan sepak bola yang ditemukan di Inggris pada tahun 1888 silam.
Meskipun sepak bola ditemukan di Inggris, tim nasional Inggris baru menikmati satu gelar di pentas internasional, yaitu Piala Dunia 1966.
Jika Inggris menang, maka sepak bola berarti pulang ke rumah. It’s coming home! But, it’s not.
Selama beberapa tahun terakhir, sepak bola tampaknya benar-benar akan pulang ke rumah karena kekuatan sepak bola Inggris yang luar biasa.
Bersama dengan Gareth Southgate, Inggris selalu berhasil mencapai setidaknya perempat final. Bahkan, pada dua edisi terakhir, mereka mencapai final.
Namun, dalam dua kesempatan itu pula, The Three Lions selalu menderita kekalahan.
Pada Euro 2020, mimpi Inggris dipupus oleh Gianluigi Donnarumma dan tiang gawang yang memenangkan Italia dalam sesi adu penalti di Wembley, 11 Juli 2021.
Tiga tahun berselang, Inggris bermain di Olympiastadion, Berlin pada Senin (15/7/2024) dini hari WIB, untuk memperebutkan trofi Henri Delaunay lagi.
Terlepas dari apa kata orang mengenai permainannya, Inggris selalu punya kapabilitas untuk menyakiti Spanyol.
Selama paruh pertama di Berlin, Spanyol menguasai permainan namun kesulitan untuk mendapatkan apa pun.
Dua menit setelah babak kedua berlangsung, La Furia Roja membuka skor melalui Nico Williams, yang memanfaatkan bola dari Lamine Yamal.
Southgate mencoba untuk mengulang magisnya di semifinal dengan menurunkan Cole Palmer dan Ollie Watkins.
Itu berbuah manis karena Palmer berhasil menyamakan skor pada menit ke-73. Namun, tangisan Inggris kembali pecah menjelang laga berakhir.
Sebuah umpan dari sayap kiri oleh Marc Cucurella berhasil diteruskan oleh Mikel Oyarzabal pada menit ke-86.
Harapan Inggris untuk meraih gelar juara Euro 2024 setipis posisi Oyarzabal di bagian belakang tubuh John Stones.
Wasit Francois Letexier mengesahkan gol Spanyol karena onside, dan Spanyol berhasil mempertahankan keunggulan 2-1 hingga akhir.
Dengan demikian, Inggris kembali gagal membawa sepak bola kembali ke kampung halamannya, melanjutkan dahaga gelar The Three Lions setelah 58 tahun.
Lebih lanjut lagi, kekalahan ini melanjutkan tren buruk Harry Kane yang selalu kalah di final turnamen penting sepanjang kariernya.
Di sepanjang kariernya, Kane belum pernah memenangkan trofi apa pun bersama tim yang dibela olehnya. Bahkan setelah Bayern Munich menebusnya seharga 100 juta poundsterling dari Tottenham Hotspur pada musim panas tahun lalu.
Sementara itu, di kubu Spanyol, ada bocah ajaib yang telah sensasional di sepanjang turnamen.
Lamine Yamal merupakan salah satu alasan La Furia Roja bisa tampil di Berlin malam ini. Dia membuktikannya lagi lewat bola operannya kepada Nico Williams di gol pertama.
Dengan keberhasilan Spanyol, maka Yamal pun memecahkan rekor sebagai pemain termuda yang pernah meraih trofi di turnamen mayor.
Sebelumnya, rekor itu dipegang oleh sang legenda sepak bola, Pele, ketika mengantarkan Brasil juara Piala Dunia 1958 pada usia 17 tahun dan 249 hari.
Yamal, di sisi lain, memberikan trofi kepada Spanyol hanya satu hari setelah hari ulang tahunnya yang ke-17 pada Sabtu (13/7/2024) lalu. (rda)