- PSSI
Timnas Indonesia Ternyata Pernah Punya Gelandang Hebat Bikin Lawan ‘Kerepotan’, Sejajar dengan Pele dan Diego Maradona
tvOnenews.com - Kini banyak pemain naturalisasi yang ingin memperkuat Timnas Indonesia. Dibawah asuhan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong yang merancang agar skuad Garuda menjadi juara di kancah dunia.
Namun, sebelum Shin Tae-yong merancang permainan Timnas Indonesia dengan pemain naturalisasi, ternyata skuad Garuda pernah memiliki gelandang hebat yang pintar membuat pertahan lawan kerepotan.
Bahkan, gelandang legendaris Timnas Indonesia ini pernah disejajarkan dengan pemain dunia seperti Pele dari Brazil hingga Diego Maradona dari Argentina.
Punggawa legendaris ini bernama Djunaidy Abdillah, pemain asal Lombok, Nusa Tenggara Barat ini menjadi salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Timnas Indonesia di era 1960-an.
Legenda Timnas Indonesia ini lahir pada 21 Februari 1948, ia dikenal sebagai seorang gelandang yang tangguh dengan gaya permainan simpel nan elegan.
Djunaidy Abdillah menjadi pemain asal Lombok pertama pada masanya yang pernah mengenakan seragam kebesaran Timnas Indonesia.
Selama ia berkarir, Djunaidy Abdillah pernah perkuat di dua klub besar Indonesia seperti Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.
Ia menjalani karirnya sebagai pemain sepak bola bersama sejumlah legenda Timnas Indonesia lainnya, seperti Oyong Liza dan Sartono Anwar.
Djunaidy Abdillah memulai kariernya sebagai pemain sepak bolanya ketika Diklat Salatiga pada 1965.
Kemudian, PSSI melihat bakat besarnya dan mengundang Djunaidy Abdillah untuk mengikuti pelatnas Timnas Indonesia untuk ajang Piala Asia Junior 1968.
Di turnamen pertamanya bersama Timnas Indonesia, Djunaidy Abdillah sukses membawa tim Garuda finis sebagai runner-up Piala Asia junior usai dikalahkan Israel di final.
Kegemilangan Djunaidy Abdillah di Piala Asia junior membuat dirinya promosi ke tim senior dan mulai tampil perkuat Timnas Indonesia pada King's Cup 1969.
Gelandang hebat milik Timnas Indonesia Djunaidy Abdillah (Source: PSSI)
Pada turnamen tersebut, Timnas Indonesia menjadi juara usai mengalahkan Myanmar 1-0 di final. Sejak saat itu, karier Djunaidy Abdillah semakin cemerlang di dunia sepak bola.
Hingga di tahun 1975, Djunaidy Abdillah mendapat kesempatan untuk menimba ilmu dengan pelatih Timnas Indonesia Wiel Coerver dan kemampuannya bermain sepak bola meningkat pesat.
Wiel Coerver memanggil Djunaidy Abdillah ke Timnas Indonesia untuk bertanding uji coba menghadapi Ajax Amsterdam dan Manchester United.
Tak disangka, penampilan Djunaidy Abdillah cukup memukau di laga itu dan menarik perhatian dari pelatih Timnas Indonesia saat itu, Wiel Coerver.
Wiel Coerver lantas menawarkan Djunaidy Abdillah untuk bermain di klub Belanda, Go Ahead Eagles yang pada masa itu sedang merajai sepak bola Eropa.
Namun, karena satu dan lain hal yang terjadi pada masa itu membuat Djunaidy Abdillah gagal untuk menempuh karir sepakbolanya di Eropa.
Meski gagal berangkat ke Eropa, Djunaidy Abdillah tetap tampil impresif bersama dua klub legendaris Indonesia yakni Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya pada 1970-an.
Di periode tersebut, Djunaidy Abdillah berhasil mempersembahkan trofi Piala Perserikatan untuk Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.
Setelah pensiun dari sepak bola, Djunaidy Abdillah bekerja sebagai pegawai Pertamina, namun dia masih mengikuti perkembangan olahraga yang membesarkan namanya itu.
Berkat kehebatannya semasa aktif bermain, Djunaedy Abdillah pernah disejajarkan dengan Pele dari Brasil dan Diego Maradona dari Argentina.
Hal ini karena sosok Djunaedy Abdillah kerap dibilang sebagai ikon Timnas Indonesia yang melekat pada dirinya dan sama dengan kedua legenda sepak bola Pele dan Maradona. (han/kmr)