- tvOne
Innalillahi, Choirul Huda dan Deretan Pemain Indonesia yang Meninggal di Atas Lapangan Hijau
tvOnenews.com - Sepak bola Indonesia dikenal dengan permainan keras yang tak jarang mengakibatkan cedera fatal seperti patah tulang hingga kematian.
Bahkan, tak sedikit pemain di Liga Indonesia yang harus kehilangan nyawa ketika sedang bertanding.
Beberapa pemain tersebut meninggal dunia karena berbenturan dengan lawan.
Berikut pemain di Liga Indonesia yang harus kehilangan nyawa ketika sedang bertanding.
1. Eri Irianto
Bonek Mengenang Eri Irianto. Foto: ANTARA.
Legenda Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia ini meninggal dunia saat sedang bertanding melawan PSIM Yogyakarta.
Kejadian tersebut terjadi di Stadion 10 November, Surabaya pada 3 April 2000 saat Eri terjatuh setelah berbenturan dengan pemain PSIM, Samson Noujine Kinga.
Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak berhasil diselamatkan.
Diduga, Eri terkena serangan jantung setelah berbenturan dengan Samson.
2. Jumadi Abdi
Jumadi Abdi. Foto: PKT Bontang.
Insiden yang menimpa Jumadi Abdi saat kehilangan nyawa di atas lapangan sangat mengerikan.
Jumadi Abdi yang memperkuat PKT Bontang meninggal dunia pada saat bertanding melawan Persela Lamongan di Stadion Mulawarman, 7 Maret 2009.
Ketika itu, Jumadi Abdi sedang mengejar bola liar sebelum akhirnya pemain Persela, Deny Tarkas menerjang bagian perut hingga terkapar.
Dia lantas dibawa ke rumah sakit untuk menjalani operasi, tetapi nyawanya tidak tertolong setelah sepekan berada di periode kritis.
3. Choirul Huda
Choirul Huda. Foto: ANTARA.
Legenda Persela Lamongan ini meninggal dunia pada 15 Oktober setelah pertandingan melawan Semen Padang di Surajaya, Lamongan, Minggu (15/10/2017).
Kiper yang hanya memperkuat Persela sepanjang kariernya ini meninggal setelah kepalanya terbentur rekan setimnya, Ramon Rodriguez.
Saat itu, Choirul Huda sempat bangun dan bergerak sampai akhirnya kembali terjatuh.
Tim medis pun langsung membawa eks kiper Timnas Indonesia ini ke rumah sakit.
Sayang, nyawa Choirul Huda tidak tertolong sehingga menjadi duka bagi sepak bola Indonesia.